Senin, 29 Oktober 2018

JURNAL MENEMUKAN BAKAT ANAK


JURNAL
MENEMUKAN BAKAT ANAK
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini”

Dosen Pengampu : Uswatun Hasanah, M.Pd.I

 Hasil gambar untuk logo iain metro

Oleh :
                                               Diaz Maulidya                         1601030058
Nurul Aulia Sasmitha              1601030020
Riska Ayu Wulandari             1601030046


Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD)
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) METRO
TAHUN AKADEMIK 1440 H / 2018-2019 M







MENEMUKAN BAKAT ANAK
Oleh:
Diaz Maulidya, Nurul Aulia Sasmitha, Riska Ayu Wulandari
Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Metro

Abstract
            Knowing your child's talents as early as possible will benefit parents and child. Because parents can direct and guide so that children's talents can develop. And to child, child can explore their talents as well as their potential to be honed better and can fill their days with an activity that means to them and of course is liked by child. Therefore, to know the talents of child, first know the intelligence of child by using the Multiple Intelligences theory by Dr. Howard Gardner who aims to be able to maximize the ability of child, so that child can have multitalented talent.
Keywords :Talent, Child, Intelligences

Abstrak
            Mengetahui bakat anak sedini mungkin akan bermanfaat bagi orang tua dan anak. Karena orang tua dapat langsung mengarahkan dan membimbing agar bakat anak bisa berkembang. Dan kepada anak, anak bisa menggali bakat serta potensi yang dimilikinya terasah lebih baik dan bisa mengisi hari-harinya dengan suatu kegiatan yang berarti baginya dan tentunya disukai oleh anak. Oleh karena itu untuk mengetahui bakat anak, terlebih dahulu mengetahui kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki anak dengan menggunakan teori Multiple Intelligences oleh Dr. Howard Gardner yang bertujuan untuk dapat memaksimalkan kemampuan anak, agar anak bisa memiliki bakat multitalenta.
Kata Kunci : Bakat, Anak, dan Kecerdasan



A.    PENDAHULUAN
Seorang anak ketika terlahir didunia, ia membawa berbagai kemampuan bawaan unik dengan bakat dan kepribadian yang berbeda. Cara orang tua dalam mengenali bakat anak sedini mungkin merupakan hal yang penting dalam meningkatkan segala bentuk kecerdasan pada anak. Bakat tidak sama dengan kecerdasan. Bakat lebih menonjolkan pada motorik serta keterampilan yang ditampilkan anak.
Atau bakat bisa terlihat oleh orang lain. Ada banyak cara yang dilakukan adalah terus-menerus mengasah bakat melalui latihan. Bakat tidak akan berkembang bila tidak ada penguat, sehingga kemudian hilang.[1]
Identifikasi bakat anak merupakan hal yang sangat penting dilakukan. Hal ini dikarenakan setiap anak memerlukan program pendidikan yang sesuai dengan bakat mereka masing-masing sehingga dapat mengembangkan dan menggunakan bakat mereka secara maksimal. Febi Nur Salisah, dkk.[2] menyatakan bahwa disekolah ditemukan kurang lebih 40% anak berbakat yang tidak mampu berprestasi sesuai dengan kemampuan mereka sehingga tergolong sebagai anak kurang berprestasi.
Dengan mengenali bakat anak sedini mungkin maka orangtua tentunya akan terasa terbantu bila dapat menggali dan mengenali potensi dan bakat anak karena orangtua dapat langsung mengarahkan dan membimbing agar bakat tersebut bisa berkembang. Begitu pula dengan sang anak, anak bisa menggali bakat serta potensi yang dimilikinya terasah lebih baik dan bisa mengisi hari-harinya dengan suatu kegiatan yang berarti baginya dan tentunya disukai oleh anak.[3]


B.     PEMBAHASAN
1.      BAKAT
Menurut Ahmad Susanto, yang dimaksud dengan bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Maka, sebenarnya setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu.[4]
Bakat (aptitude) merupakan kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan khusus.[5] Bakat adalah kecenderungan alamiah yang dimiliki seorang anak (suatu kemampuan inheren), yang memungkinkan ia melakukan sesuatu dengan baik.[6] Adapun ciri-ciri bakat yang perlu diketahui, diantaranya[7] :
a.       Anak melakukan kegiatan dengan perasaan senang atau bahagia. Apabila anak melakukan kegiatan yang sudah pernah dilakukan maka rasa senang itu cenderung muncul lagi.
b.      Cenderung anak memahami yang relatif lebih cepat, dan dilakukan lebih sering dari hal-hal lainnya, juga dilakukan lebih banyak atas inisiatif sendiri.
c.       Apa yang dilakukan mengarah pada pencapaian sebuah prestasi. Meskipun prestasi itu kadang-kadang bagi orangtua belum dianggap sebuah prestasi. Sebagai contoh keberanian anak bernyanyi didepan kelas, meskipun bagi orangtua dan guru menganggap “tidak ada artinya”, namun yang dilakukan anak termasuk pada mengarah pada pencapaian sebuah prestasi.  


2.      ANAK
Anak adalah titipan dari Allah yang diberikan kepada kedua orangtua, hatinya masih suci, bersih, dan kosong dari segala ukiran gambar (kehidupan). Anak siap menerima segala ukiran dan cenderung kepada setiap apa yang diarahkan kepadanya.[8] Anak merupakan mutiara kehidupan bagi orang tua yang diamanatkan Allah. Kedatangannya memberikan arti untuk mengisi kanvas kehidupan selanjutnya. Pada hakikatnya, anak adalah pemilik masa depan.[9] Anak merupakan individu yang berbeda, unik, dan memiliki karakteristik sendiri sesuai dengan tahapan usianya.[10]

3.      BAKAT ANAK
Anak berbakat merupakan anak yang memiliki bakat-bakat istimewa dan kemampuan-kemampuan yang unggul, mampu memberikan prestasi yang tinggi.[11] Anak berbakat ialah mereka yang telah diidentifikasi oleh orang profesional sebagai anak yang mampu mencapai prestasi tinggi karena mempunyai kemampuan-kemampuan yang telah nyata (terwujud), meliputi kemampuan berpikir kreatif-produktif, kemampuan psikososial, kemampuan dalam satu bidang seni dan kemampuan psikomotorik/kinestetik.[12]
Untuk dapat menemukan bakat anak, terlebih dahulu harus mengetahui kecerdasan-kecerdasan pada anak atau kecerdasan majemuk atau biasa disebut Multiple Intelligences. Teori Multiple Intelligences hadir pada tahun 1983 oleh Dr. Howard Gardner. Beliau merupakan guru besar di bidang psikologi dan pendidikan dari Harvard University. Berikut ini terdapat macam-macam Multiple Intellegences, yaitu[13]:
a.       Kecerdasan Linguistik (Bahasa)
Kecerdasan linguistik adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan bahasa dan kata-kata secara efektif, baik secara tertulis maupun lisan, dalam berbagai bentuk yang berbeda untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya.[14]
Ciri-cirinya biasanya senang membaca, pandai bercerita, senang menulis cerita atau puisi, senang belajar bahasa asing, mempunyai perbendaharaan kata yang baik, pandai mengeja, suka menulis surat atau email, senang membicarakan ide-ide bersama teman-temannya, mempunyai kemampuan kuat dalam mengingat nama atau fakta, dan menyukai permainan kata (utak-atik kata, kata-kata tersembunyi, scrabble atau teka-teki silang, bolak-balik kata, plesetan atau pantun).[15]
b.      Kecerdasan Logika (Matematika)
Kecerdasan logical-mathematical berkaitan dengan kemahiran seseorang dalam menggunakan logika atau penalaran, menggunakan bilangan, dan dalam berpikir kritis.[16]
Kecerdasan ini memiliki ciri-ciri yaitu kepekaan pada pola hubungan logis, pernyataan dan dalil, fungsi logis dan abstraksi lain. Anak dengan kecerdasan matematis logis ini biasanya memiliki ketertarikan terhadap dalam berhitung, suka membuat perkiraan, dapat menebak jumlah (seperti menebak jumlah uang logam dalam sebuah tempat), mudah mengingat angka-angka serta skor-skor, menyukai ilmu pengetahuan, mudah mengerjakan matematika dalam pikirannya, suka memecahkan masalah, menyukai permainan yang menggunakan strategi seperti catur atau games strategi, memperhatikan antara perbuatan dan akibatnya atau yang dikenal dengan sebab-akibat, suka menghabiskan waktu dengan mengerjakan teka-teki, menyukai dalam menemukan cara kerja komputer.[17]
c.       Kecerdasan Visual Spasial (Imajinasi)
Kecerdasan visual-spatial berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam memvisualisasikan gambar di dalam benak mereka, menangkap dunia ruang visual secara tepat atau berhubungan dengan kemampuan indera pandang dan berimajinasi.[18]
Kecerdasan ini memiliki ciri-ciri, yaitu kepekaan terhadap warna, garis, bentuk, ruang dan hubungan antar unsur tersebut. Anak yang memiliki kecerdasan ini biasanya lebih mengingat wajah daripada nama, suka menggambarkan ide-idenya atau membuat sketsa untuk membantunya menyelesaikan masalah, suka membangun atau mendirikan sesuatu, suka membongkar pasang, suka membaca atau menggambar peta, senang melihat foto-foto/gambar-gambar serta membicarakannya, suka melihat pola-pola dunia disekelilingnya, senang mencorat-coret, menggambar segala sesuatu dengan sangat detail dan realistis, mengingat hal-hal yang telah dipelajarinya dalam bentuk gambar-gambar, belajar dengan mengamati orang-orang yang sedang mengerjakan banyak hal, senang memecahkan teka-teki visual/gambar serta ilusi optik dan suka membangun model-model atau segala hal dalam 3 dimensi. Anak dengan kecerdasan visual biasanya banyak khayalan sehingga cenderung kreatif dan imajinatif.[19]


d.      Kecerdasan Musical (Musik)
Kecerdasan musical berkaitan dengan kepekaan seseorang terhadap suara, ritme, nada, dan musik.[20]
Anak dengan kecerdasan ini biasanya mudah mengenali dan mengingat nada-nada. Ia juga dapat membuat kata-kata menjadi lagu, menciptakan macam-macam permainan musik, pintar melantunkan beat lagu dengan baik dan benar, pintar menggunakan kosakata musikal, peka terhadap ritme, ketukan, melodi atau warna suara dalam sebuah komposisi musik.[21]
e.       Kecerdasan Kinestik (Otak dan Tubuh)
Kecerdasan Kinestik berkaitan dengan kemampuan dalam menggunakan atau menggerakkan seluruh tubuhnya untuk mengekspresikan ide dan perasaan.[22]
Anak-anak dengan kecerdasan kinestetik ini biasanya senang bergerak dan menyentuh. Mereka mempunyai kendali dalam gerakan, keseimbangan, ketangkasan, dan keanggunan dalam bergerak. Mereka mengeksplorasi dunia dengan otot-ototnya.[23]
f.       Kecerdasan Interpersonal (Antara pribadi)
Kecerdasan interpersonal berkaitan dengan kemampuan dalam memahami, berinteraksi, dan bekerja sama dengan orang lain.[24]
Anak dengan kecerdasan interpersonal yang menonjol memiliki interaksi yang baik dengan orang lain, pintar menjalin hubungan sosial, dan mengetahui serta menggunakan beragam cara saat berinteraksi. Anak juga mampu merasakan perasaan, pikiran, tingkah laku dan harapan orang lain, serta mampu bekerja sama dengan orang lain.[25]
g.      Kecerdasan Intrapersonal (Intropeksi)
Kecerdasan intrapersonal berkaitan dengan kemampuan dalam hubungannya dengan kapasitas introspektif, memiliki pemahaman yang mendalam tentang diri sendiri, apa kekuatan atau kelemahan dirinya, dan apa yang membuat dirinya unik.[26]
Anak dengan kecerdasan intrapersonal ini biasanya memiliki kepekaan perasaan dalam situasi yang tengah berlangsung, memahami diri sendiri, dan mampu mengendalikan diri dalam situasi konflik. Anak pun juga dapat mengetahui apa yang dapat dilakukan dan apa yang tidak dapat dilakukan dalam lingkungan sosial. Mereka mengetahui kepada siapa dan harus meminta bantuan saat memerlukan.[27]
h.      Kecerdasan Naturalis (Alami)
Kecerdasan naturalis berkaitan dengan kepekaan dalam menghadapi fenomena alam.[28]
Anak dengan kecerdasan naturalis biasanya menyukai terhadap alam sekitar, termasuk pada binatang. Mereka menikmati benda-benda dan cerita yang berkaitan dengan fenomena alam, seperti terjadinya awan dan hujan, pertumbuhan tanaman, tata surya, dan asal usul binatang.
i.        Kecerdasan Eksistensial (Existence Intelligence)
Adalah kemampuan yang berkaitan dengan kepekaan dan kemampuan dalam menjawab persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia.
Anak yang memiliki kecerdasan ini memiliki ciri-ciri yaitu lebih bersikap dalam mempertanyakan segala sesuatu mengenai keberadaan manusia,  apa arti kehidupan, mengapa manusia mengalami kematian, dan realitas atau kenyataan yang dihadapinya.[29]

4.      CARA MENGEMBANGKAN MULTIPLE INTELLIGENCE                                   Berikut ini terdapat beberapa cara dalam mengembangkan Multiple Intelligence, diantaranya[30] :
a.       Kecerdasan visual-spasial dikembangkan dengan beberapa kegiatan: menjelajahi dunia seni, ciptakan perpustakaan gambar, mengabadikan moment tiap hari dengan foto, mencari pola-pola visual yang menarik, bercakap-cakap menggunakan gambar, dan bermain puzzle.
b.      Kecerdasan linguistic dikembangkan dengan beberapa cara: tulislah ide-ide yang muncul di benak, carilah kata kata yang tidak kamu ketahui di kamus , adakanlah waktu bercerita bersama keluarga, bermainlah dengan kata-kata, belajarlah bahasa asing, hadirilah pagelaran seni puisi.
c.       Kecerdasan musical dikembangkan dengan: dengarkanlah sebanyak mungkin jenis music, bernyanyilah bersama keluarga atau teman-teman, libatkanlah diri dalam musik sekolah, belajarlah membaca music, ambillah kursus musik privat untuk instumen kegemaran.
d.      Kecerdasan natural dikembangkan dengan: tanamlah sesuatu dan amatilah pertumbuhannya, berbaringlah di halaman dan menataplah ke langit, peliharalah beberapa satwa, pergilah mengamati burung, bacalah buku atau majalah tentang alam, libatkanlah dalam organisasi lingkungan.
e.       Kecerdasan kinestetis dikembangkan dengan: latihlah koordinasi tangan-mata, bermainlah tebak gerakan bersama keluarga, carilah ide-ide saat bergerak dan berolahraga, ambillah kursus bela diri, pelajarilah suatu seni dan kerajinan.
f.       Kecerdasan intrapersonal dikembangkan dengan: jumpailah orang-orang baru, sumbangkanlah waktu untuk menolong sesame, belajarlah bersama sesama, lewatkanlah waktu bersama keluarga, carilah seorang pembimbing, berlatihlah berteman.
g.      Kecerdasan interpersonal dikembangkan dengan: tanyakanlah kepada diri sendiri, “siapakah aku” bermain “who am i”, buatlah daftar dari hal-hal yang menjadi kemahiran, ingatlah mimpi mimpimu, renungkanlah harimu, tetapkanlah sasaran/target bagi dirimu sendiri.
h.      Kecerdasan logical-matematis dikembangkan dengan: bermainlah permainan yang menggunakan strategi serta logika, berlatihlah mengkalkulasi soal-soal matematika sederhana dalam benakmu, berlatihlah mengistemasi segalanya, tulislah sepuluh pertanyaan tentang bagaimana dunia ini bekerja, perhatikanlah bagaimana kamu memecahkan masalah.

C.    PENUTUP
Bakat (aptitude) merupakan kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan khusus. Anak berbakat merupakan anak yang memiliki bakat-bakat istimewa dan kemampuan-kemampuan yang unggul, mampu memberikan prestasi yang tinggi.
Untuk mengetahui bakat anak, terlebih dahulu harus mengetahui kecerdasan-kecerdasan pada anak atau kecerdasan majemuk atau biasa disebut Multiple Intelligences. Terdapat macam-macam Multiple Intelligences, yaitu kecerdasan linguistik (bahasa), kecerdasan logika (matematika), kecerdasan visual spasial (imajinasi), kecerdasan musical (musik), kecerdasan kinestik (otak dan tubuh), kecerdasan interpersonal (antara pribadi), kecerdasan intrapersonal (intropeksi), kecerdasan naturalis (alami), dan kecerdasan eksistensial (existence intelligence).


       

DAFTAR PUSTAKA

BUKU :
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar, Jakarta: Prenadamedia Group, Cet. 4, 2016.
Akram Misbah Utsman, 25 Kiat Membentuk Anak Hebat, Jakarta: Gema Insani Press, 2005.
Reni Akbar dan Hawadi, Menguatkan Bakat Anak, Jakarta: PT. Grasindo, 2010.
Wahyudin, Menuju Kreativitas, Jakarta: Gema Insani Press, 2003.


JURNAL :
Almira Amir, Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences), IAIN Padangsidimpuan: Jurnal Logaritma, Vol. 1, No. 01, Januari 2013.
Febi Nur Salisah, dkk., Sistem Pakar Penentuan Bakat Anak Dengan Menggunakan Metode Forward Chaining, UIN Suska: Jurnal Rekayasa dan Manajemen Sistem Informasi, Vol. 1, No. 1, Februari 2015.   
Merry Christinne Steviani Adistiya, dkk., Sistem Pakar Penentuan Minat dan Bakat Anak Umur 5-10 Tahun, Surabaya: Jurnal JSIKA, Vol.1, No. 2, 2012.
Nurul Maulidah dan Agus Santoso, Permainan Konstruktif Untuk Meningkatkan Kemampuan Multiple Intelligence (Visual-Spasial Dan Interpersonal), IAIN Sunan Ampel Surabaya: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam, Vol. 02, No. 01, 2012.
Sri Sureni, dkk., Sistem Pakar Minat Dan Bakat Anak Dengan Multiple Intelligences Berbasis Web Pada Sdit Mutiara Islam Depok. Jakarta: Jurnal Techno Nusa Mandiri, Vol IX, No. 1, Maret 2013.
Uswatun Hasanah, Pengembangan Kemampuan Fisik Motorik Melalui Permainan Tradisional Bagi Anak Usia Dini, STAIN Jurai Siwo Metro Lampung: Pendidikan Anak, Vol.5, Ed. 1, Juni 2016.


[1] Sri Sureni, dkk., “Sistem Pakar Minat Dan Bakat Anak Dengan Multiple Intelligences Berbasis Web Pada Sdit Mutiara Islam Depok”, (Jakarta: Jurnal Techno Nusa Mandiri, Vol IX, No. 1, Maret 2013), h. 65. 
[2] Febi Nur Salisah, dkk. “Sistem Pakar Penentuan Bakat Anak Dengan Menggunakan Metode Forward Chaining”, (UIN Suska: Jurnal Rekayasa dan Manajemen Sistem Informasi, Vol. 1, No. 1, Februari 2015), h. 62. 
[3] Sri Sureni, dkk., “Sistem Pakar Minat Dan Bakat Anak Dengan Multiple Intelligences Berbasis Web Pada Sdit Mutiara Islam Depok”, h. 65.
[4] Ahmad Susanto, “Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar”, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2016), Cet. 4, h. 16. 
[5] Merry Christinne Steviani Adistiya, dkk., “Sistem Pakar Penentuan Minat dan Bakat Anak Umur 5-10 Tahun”, (Surabaya: Jurnal JSIKA, Vol.1, No. 2, 2012), h. 2. 
[6] Wahyudin, “Menuju Kreativitas”, (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), h. 18. 
[7] Ibid., h. 19.
[8] Uswatun Hasanah, “Pengembangan Kemampuan Fisik Motorik Melalui Permainan Tradisional Bagi Anak Usia Dini”, (STAIN Jurai Siwo Metro Lampung: Jurnal Pendidikan Anak, Vol.5, Ed. 1, Juni 2016), h. 718. 
[9] Akram Misbah Utsman, “25 Kiat Membentuk Anak Hebat”, (Jakarta: Gema Insani Press, 2005), h. 9. 
[10] Ibid., h. 717. 
[11] Reni Akbar dan Hawadi, “Menguatkan Bakat Anak”, (Jakarta: PT. Grasindo, 2010), h. 13.
[12] Ibid., h. 17. 
[13] Sri Sureni, dkk., “Sistem Pakar Minat Dan Bakat Anak Dengan Multiple Intelligences Berbasis Web Pada Sdit Mutiara Islam Depok”, h. 66-67.
[14] Ibid., h. 66.
[15] Almira Amir, “Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences)”, (IAIN Padangsidimpuan: Jurnal Logaritma, Vol. 1, No. 01, Januari 2013), h. 4.  
[16] Sri Sureni, dkk., “Sistem Pakar Minat Dan Bakat Anak Dengan Multiple Intelligences Berbasis Web Pada Sdit Mutiara Islam Depok”, h. 66.   
[17] Almira Amir, “Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences)”, h. 5.
[18] Sri Sureni, dkk., “Sistem Pakar Minat Dan Bakat Anak Dengan Multiple Intelligences Berbasis Web Pada Sdit Mutiara Islam Depok”, h. 66.    
[19] Almira Amir, “Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences)”, h. 5.
[20] Sri Sureni, dkk., “Sistem Pakar Minat Dan Bakat Anak Dengan Multiple Intelligences Berbasis Web Pada Sdit Mutiara Islam Depok”, h. 66.
[21] Almira Amir, “Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences)”, h. 6.
[22] Sri Sureni, dkk., “Sistem Pakar Minat Dan Bakat Anak Dengan Multiple Intelligences Berbasis Web Pada Sdit Mutiara Islam Depok”, h. 66.
[23] Almira Amir, “Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences)”, h. 5-6.
[24] Sri Sureni, dkk., “Sistem Pakar Minat Dan Bakat Anak Dengan Multiple Intelligences Berbasis Web Pada Sdit Mutiara Islam Depok”, h. 66.
[25] Almira Amir, “Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences)”, h. 6.
[26] Sri Sureni, dkk., “Sistem Pakar Minat Dan Bakat Anak Dengan Multiple Intelligences Berbasis Web Pada Sdit Mutiara Islam Depok”, h. 66.
[27] Almira Amir, “Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences)”, h. 6. 
[28] Sri Sureni, dkk., “Sistem Pakar Minat Dan Bakat Anak Dengan Multiple Intelligences Berbasis Web Pada Sdit Mutiara Islam Depok”, h. 67. 
[29] Almira Amir, “Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences)”, h. 6.   
[30] Nurul Maulidah dan Agus Santoso, “Permainan Konstruktif Untuk Meningkatkan Kemampuan Multiple Intelligence (Visual-Spasial Dan Interpersonal)”, (IAIN Sunan Ampel Surabaya: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam, Vol. 02, No. 01, 2012), h. 37-38.  

ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS (GANGGUAN PENGLIHATAN DAN GANGGUAN PENDENGARAN)

JURNAL ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS (GANGGUAN PENGLIHATAN DAN GANGGUAN PENDENGARAN) Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “ ...