JURNAL
MENEMUKAN BAKAT ANAK
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini”
Dosen Pengampu :
Uswatun Hasanah, M.Pd.I

Oleh :
Diaz Maulidya 1601030058
Nurul Aulia
Sasmitha 1601030020
Riska Ayu
Wulandari 1601030046
Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD)
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) METRO
TAHUN AKADEMIK
1440 H / 2018-2019 M
MENEMUKAN BAKAT ANAK
Oleh:
Diaz Maulidya,
Nurul Aulia Sasmitha, Riska Ayu Wulandari
Jurusan Pendidikan
Islam Anak Usia Dini
Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan IAIN Metro
Abstract
Knowing
your child's talents as early as possible will benefit parents and child.
Because parents can direct and guide so that children's talents can develop.
And to child, child can explore their talents as well as their potential to be
honed better and can fill their days with an activity that means to them and of
course is liked by child. Therefore, to know the talents of child, first know
the intelligence of child by using the Multiple Intelligences theory by Dr.
Howard Gardner who aims to be able to maximize the ability of child, so that
child can have multitalented talent.
Keywords :Talent,
Child, Intelligences
Abstrak
Mengetahui bakat anak sedini mungkin akan
bermanfaat bagi orang tua dan anak. Karena orang tua dapat langsung mengarahkan
dan membimbing agar bakat anak bisa berkembang. Dan
kepada anak, anak bisa menggali bakat serta potensi yang dimilikinya
terasah lebih baik dan bisa mengisi hari-harinya dengan suatu kegiatan yang
berarti baginya dan tentunya disukai oleh anak.
Oleh karena itu untuk mengetahui bakat anak, terlebih dahulu mengetahui
kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki anak dengan menggunakan teori Multiple
Intelligences oleh Dr. Howard Gardner yang bertujuan untuk dapat memaksimalkan
kemampuan anak, agar anak bisa memiliki bakat multitalenta.
Kata Kunci : Bakat, Anak, dan Kecerdasan
A.
PENDAHULUAN
Seorang
anak ketika terlahir didunia, ia membawa berbagai kemampuan bawaan unik dengan
bakat dan kepribadian yang berbeda. Cara orang tua dalam mengenali bakat anak
sedini mungkin merupakan hal yang penting dalam meningkatkan segala bentuk
kecerdasan pada anak. Bakat tidak sama dengan kecerdasan. Bakat lebih menonjolkan
pada motorik serta keterampilan yang ditampilkan anak.
Atau
bakat bisa terlihat oleh orang lain. Ada banyak cara yang dilakukan adalah
terus-menerus mengasah bakat melalui latihan. Bakat tidak akan berkembang bila
tidak ada penguat, sehingga kemudian hilang.[1]
Identifikasi
bakat anak merupakan hal yang sangat penting dilakukan. Hal ini dikarenakan
setiap anak memerlukan program pendidikan yang sesuai dengan bakat mereka
masing-masing sehingga dapat mengembangkan dan menggunakan bakat mereka secara
maksimal. Febi Nur Salisah, dkk.[2]
menyatakan bahwa disekolah ditemukan kurang lebih 40% anak berbakat yang tidak
mampu berprestasi sesuai dengan kemampuan mereka sehingga tergolong sebagai
anak kurang berprestasi.
Dengan
mengenali bakat anak sedini mungkin maka orangtua tentunya akan terasa terbantu
bila dapat menggali dan mengenali potensi dan bakat anak karena orangtua dapat
langsung mengarahkan dan membimbing agar bakat tersebut bisa berkembang. Begitu
pula dengan sang anak, anak bisa menggali bakat serta potensi yang dimilikinya
terasah lebih baik dan bisa mengisi hari-harinya dengan suatu kegiatan yang
berarti baginya dan tentunya disukai oleh anak.[3]
B.
PEMBAHASAN
1.
BAKAT
Menurut Ahmad Susanto, yang dimaksud dengan bakat adalah
kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada
masa yang akan datang. Maka, sebenarnya setiap orang memiliki bakat dalam arti
berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu.[4]
Bakat (aptitude) merupakan kemampuan bawaan yang
merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai
suatu kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan khusus.[5] Bakat
adalah kecenderungan alamiah yang dimiliki seorang anak (suatu kemampuan inheren), yang memungkinkan ia melakukan
sesuatu dengan baik.[6] Adapun
ciri-ciri bakat yang perlu diketahui, diantaranya[7] :
a.
Anak melakukan
kegiatan dengan perasaan senang atau bahagia. Apabila anak melakukan kegiatan
yang sudah pernah dilakukan maka rasa senang itu cenderung muncul lagi.
b.
Cenderung anak
memahami yang relatif lebih cepat, dan dilakukan lebih sering dari hal-hal
lainnya, juga dilakukan lebih banyak atas inisiatif sendiri.
c.
Apa yang
dilakukan mengarah pada pencapaian sebuah prestasi. Meskipun prestasi itu
kadang-kadang bagi orangtua belum dianggap sebuah prestasi. Sebagai contoh keberanian
anak bernyanyi didepan kelas, meskipun bagi orangtua dan guru menganggap “tidak
ada artinya”, namun yang dilakukan anak termasuk pada mengarah pada pencapaian
sebuah prestasi.
2.
ANAK
Anak adalah titipan dari Allah yang diberikan kepada
kedua orangtua, hatinya masih suci, bersih, dan kosong dari segala ukiran
gambar (kehidupan). Anak siap menerima segala ukiran dan cenderung kepada
setiap apa yang diarahkan kepadanya.[8] Anak
merupakan mutiara kehidupan bagi orang tua yang diamanatkan Allah. Kedatangannya
memberikan arti untuk mengisi kanvas kehidupan selanjutnya. Pada hakikatnya,
anak adalah pemilik masa depan.[9] Anak
merupakan individu yang berbeda, unik, dan memiliki karakteristik sendiri
sesuai dengan tahapan usianya.[10]
3.
BAKAT ANAK
Anak berbakat merupakan anak yang memiliki bakat-bakat
istimewa dan kemampuan-kemampuan yang unggul, mampu memberikan prestasi yang
tinggi.[11]
Anak berbakat ialah mereka yang telah diidentifikasi oleh orang profesional
sebagai anak yang mampu mencapai prestasi tinggi karena mempunyai
kemampuan-kemampuan yang telah nyata (terwujud), meliputi kemampuan berpikir
kreatif-produktif, kemampuan psikososial, kemampuan dalam satu bidang seni dan
kemampuan psikomotorik/kinestetik.[12]
Untuk dapat menemukan bakat anak, terlebih dahulu
harus mengetahui kecerdasan-kecerdasan pada anak atau kecerdasan majemuk atau
biasa disebut Multiple Intelligences. Teori
Multiple Intelligences hadir pada tahun
1983 oleh Dr. Howard Gardner. Beliau merupakan guru besar di bidang psikologi
dan pendidikan dari Harvard University. Berikut ini terdapat macam-macam Multiple Intellegences, yaitu[13]:
a.
Kecerdasan
Linguistik (Bahasa)
Kecerdasan linguistik adalah kemampuan seseorang
untuk menggunakan bahasa dan kata-kata secara efektif, baik secara tertulis maupun
lisan, dalam berbagai bentuk yang berbeda untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya.[14]
Ciri-cirinya biasanya senang membaca, pandai
bercerita, senang menulis cerita atau puisi, senang belajar bahasa asing,
mempunyai perbendaharaan kata yang baik, pandai mengeja, suka menulis surat
atau email, senang membicarakan ide-ide bersama teman-temannya, mempunyai kemampuan
kuat dalam mengingat nama atau fakta, dan menyukai permainan kata (utak-atik
kata, kata-kata tersembunyi, scrabble atau teka-teki silang, bolak-balik kata,
plesetan atau pantun).[15]
b.
Kecerdasan
Logika (Matematika)
Kecerdasan logical-mathematical berkaitan dengan
kemahiran seseorang dalam menggunakan logika atau penalaran, menggunakan bilangan,
dan dalam berpikir kritis.[16]
Kecerdasan ini memiliki ciri-ciri yaitu kepekaan
pada pola hubungan logis, pernyataan dan dalil, fungsi logis dan abstraksi
lain. Anak dengan kecerdasan matematis logis ini biasanya memiliki ketertarikan
terhadap dalam berhitung, suka membuat perkiraan, dapat menebak jumlah (seperti
menebak jumlah uang logam dalam sebuah tempat), mudah mengingat angka-angka
serta skor-skor, menyukai ilmu pengetahuan, mudah mengerjakan matematika dalam pikirannya,
suka memecahkan masalah, menyukai permainan yang menggunakan strategi seperti
catur atau games strategi, memperhatikan antara perbuatan dan akibatnya atau yang
dikenal dengan sebab-akibat, suka menghabiskan waktu dengan mengerjakan
teka-teki, menyukai dalam menemukan cara kerja komputer.[17]
c.
Kecerdasan
Visual Spasial (Imajinasi)
Kecerdasan visual-spatial berkaitan dengan kemampuan
seseorang dalam memvisualisasikan gambar di dalam benak mereka, menangkap dunia
ruang visual secara tepat atau berhubungan dengan kemampuan indera pandang dan
berimajinasi.[18]
Kecerdasan ini memiliki ciri-ciri, yaitu kepekaan
terhadap warna, garis, bentuk, ruang dan hubungan antar unsur tersebut. Anak
yang memiliki kecerdasan ini biasanya lebih mengingat wajah daripada nama, suka
menggambarkan ide-idenya atau membuat sketsa untuk membantunya menyelesaikan
masalah, suka membangun atau mendirikan sesuatu, suka membongkar pasang, suka
membaca atau menggambar peta, senang melihat foto-foto/gambar-gambar serta membicarakannya,
suka melihat pola-pola dunia disekelilingnya, senang mencorat-coret, menggambar
segala sesuatu dengan sangat detail dan realistis, mengingat hal-hal yang telah
dipelajarinya dalam bentuk gambar-gambar, belajar dengan mengamati orang-orang
yang sedang mengerjakan banyak hal, senang memecahkan teka-teki visual/gambar
serta ilusi optik dan suka membangun model-model atau segala hal dalam 3
dimensi. Anak dengan kecerdasan visual biasanya banyak khayalan sehingga
cenderung kreatif dan imajinatif.[19]
d.
Kecerdasan
Musical (Musik)
Kecerdasan musical berkaitan dengan kepekaan
seseorang terhadap suara, ritme, nada, dan musik.[20]
Anak dengan kecerdasan ini biasanya mudah mengenali
dan mengingat nada-nada. Ia juga dapat membuat kata-kata menjadi lagu,
menciptakan macam-macam permainan musik, pintar melantunkan beat lagu dengan
baik dan benar, pintar menggunakan kosakata musikal, peka terhadap ritme,
ketukan, melodi atau warna suara dalam sebuah komposisi musik.[21]
e.
Kecerdasan
Kinestik (Otak dan Tubuh)
Kecerdasan Kinestik berkaitan dengan kemampuan dalam
menggunakan atau menggerakkan seluruh tubuhnya untuk mengekspresikan ide dan
perasaan.[22]
Anak-anak dengan kecerdasan kinestetik ini biasanya senang
bergerak dan menyentuh. Mereka mempunyai kendali dalam gerakan, keseimbangan,
ketangkasan, dan keanggunan dalam bergerak. Mereka mengeksplorasi dunia dengan
otot-ototnya.[23]
f.
Kecerdasan
Interpersonal (Antara pribadi)
Kecerdasan interpersonal berkaitan dengan kemampuan dalam
memahami, berinteraksi, dan bekerja sama dengan orang lain.[24]
Anak dengan kecerdasan interpersonal yang menonjol
memiliki interaksi yang baik dengan orang lain, pintar menjalin hubungan sosial,
dan mengetahui serta menggunakan beragam cara saat berinteraksi. Anak juga
mampu merasakan perasaan, pikiran, tingkah laku dan harapan orang lain, serta
mampu bekerja sama dengan orang lain.[25]
g.
Kecerdasan
Intrapersonal (Intropeksi)
Kecerdasan
intrapersonal berkaitan dengan kemampuan dalam hubungannya dengan kapasitas introspektif,
memiliki pemahaman yang mendalam tentang diri sendiri, apa kekuatan atau
kelemahan dirinya, dan apa yang membuat dirinya unik.[26]
Anak dengan
kecerdasan intrapersonal ini biasanya memiliki kepekaan perasaan dalam situasi
yang tengah berlangsung, memahami diri sendiri, dan mampu mengendalikan diri
dalam situasi konflik. Anak pun juga dapat mengetahui apa yang dapat dilakukan
dan apa yang tidak dapat dilakukan dalam lingkungan sosial. Mereka mengetahui
kepada siapa dan harus meminta bantuan saat memerlukan.[27]
h.
Kecerdasan
Naturalis (Alami)
Kecerdasan
naturalis berkaitan dengan kepekaan dalam menghadapi fenomena alam.[28]
Anak dengan
kecerdasan naturalis biasanya menyukai terhadap alam sekitar, termasuk pada
binatang. Mereka menikmati benda-benda dan cerita yang berkaitan dengan
fenomena alam, seperti terjadinya awan dan hujan, pertumbuhan tanaman, tata
surya, dan asal usul binatang.
i.
Kecerdasan Eksistensial
(Existence Intelligence)
Adalah kemampuan
yang berkaitan dengan kepekaan dan kemampuan dalam menjawab persoalan-persoalan
terdalam eksistensi atau keberadaan manusia.
Anak yang
memiliki kecerdasan ini memiliki ciri-ciri yaitu lebih bersikap dalam mempertanyakan
segala sesuatu mengenai keberadaan manusia, apa arti kehidupan, mengapa manusia mengalami
kematian, dan realitas atau kenyataan yang dihadapinya.[29]
4. CARA MENGEMBANGKAN MULTIPLE INTELLIGENCE Berikut ini terdapat beberapa cara
dalam mengembangkan Multiple Intelligence, diantaranya[30] :
a. Kecerdasan visual-spasial dikembangkan dengan
beberapa kegiatan: menjelajahi dunia
seni, ciptakan perpustakaan gambar, mengabadikan moment tiap hari dengan
foto,
mencari pola-pola visual yang menarik, bercakap-cakap menggunakan gambar, dan
bermain
puzzle.
b. Kecerdasan linguistic dikembangkan dengan beberapa
cara: tulislah ide-ide yang muncul di
benak, carilah kata kata yang tidak kamu ketahui di kamus , adakanlah waktu
bercerita
bersama keluarga, bermainlah dengan kata-kata, belajarlah bahasa asing,
hadirilah
pagelaran seni puisi.
c.
Kecerdasan
musical dikembangkan dengan: dengarkanlah sebanyak mungkin jenis music,
bernyanyilah bersama keluarga atau teman-teman, libatkanlah diri dalam musik
sekolah,
belajarlah membaca music, ambillah kursus musik privat untuk instumen
kegemaran.
d. Kecerdasan natural dikembangkan dengan: tanamlah
sesuatu dan amatilah pertumbuhannya,
berbaringlah di halaman dan menataplah ke langit, peliharalah beberapa
satwa, pergilah mengamati burung, bacalah buku atau majalah tentang alam,
libatkanlah
dalam organisasi lingkungan.
e. Kecerdasan kinestetis dikembangkan dengan: latihlah
koordinasi tangan-mata, bermainlah
tebak gerakan bersama keluarga, carilah ide-ide saat bergerak dan
berolahraga,
ambillah kursus bela diri, pelajarilah suatu seni dan kerajinan.
f.
Kecerdasan
intrapersonal dikembangkan dengan: jumpailah orang-orang baru, sumbangkanlah
waktu untuk menolong sesame, belajarlah bersama sesama, lewatkanlah
waktu bersama keluarga, carilah seorang pembimbing, berlatihlah berteman.
g.
Kecerdasan
interpersonal dikembangkan dengan: tanyakanlah kepada diri sendiri, “siapakah
aku” bermain “who am i”, buatlah daftar dari hal-hal yang menjadi kemahiran,
ingatlah
mimpi mimpimu, renungkanlah harimu, tetapkanlah sasaran/target bagi
dirimu
sendiri.
h. Kecerdasan logical-matematis dikembangkan dengan:
bermainlah permainan yang menggunakan
strategi serta logika, berlatihlah mengkalkulasi soal-soal matematika
sederhana
dalam benakmu, berlatihlah mengistemasi segalanya, tulislah sepuluh
pertanyaan
tentang bagaimana dunia ini bekerja, perhatikanlah bagaimana kamu
memecahkan
masalah.
C.
PENUTUP
Bakat (aptitude)
merupakan kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan
atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan
khusus. Anak berbakat merupakan anak yang memiliki bakat-bakat istimewa dan
kemampuan-kemampuan yang unggul, mampu memberikan prestasi yang tinggi.
Untuk mengetahui
bakat anak, terlebih dahulu harus mengetahui kecerdasan-kecerdasan pada anak
atau kecerdasan majemuk atau biasa disebut Multiple
Intelligences. Terdapat macam-macam Multiple
Intelligences, yaitu kecerdasan linguistik (bahasa), kecerdasan logika
(matematika), kecerdasan visual spasial (imajinasi), kecerdasan musical (musik),
kecerdasan kinestik (otak dan tubuh), kecerdasan interpersonal (antara pribadi),
kecerdasan intrapersonal (intropeksi), kecerdasan naturalis (alami), dan kecerdasan
eksistensial (existence intelligence).
DAFTAR PUSTAKA
BUKU :
Ahmad Susanto, Teori
Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar, Jakarta: Prenadamedia Group,
Cet. 4, 2016.
Akram Misbah Utsman, 25 Kiat Membentuk Anak Hebat, Jakarta: Gema Insani Press, 2005.
Reni Akbar dan Hawadi, Menguatkan Bakat Anak, Jakarta: PT. Grasindo, 2010.
Wahyudin, Menuju
Kreativitas, Jakarta: Gema Insani Press, 2003.
JURNAL :
Almira Amir, Pembelajaran
Matematika Dengan Menggunakan Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences), IAIN
Padangsidimpuan: Jurnal Logaritma, Vol. 1, No. 01, Januari 2013.
Febi Nur Salisah, dkk., Sistem Pakar Penentuan Bakat Anak Dengan Menggunakan Metode Forward
Chaining, UIN Suska: Jurnal Rekayasa dan Manajemen Sistem Informasi, Vol.
1, No. 1, Februari 2015.
Merry Christinne Steviani Adistiya, dkk., Sistem Pakar Penentuan Minat dan Bakat Anak
Umur 5-10 Tahun, Surabaya: Jurnal JSIKA, Vol.1, No. 2, 2012.
Nurul Maulidah dan Agus Santoso, Permainan Konstruktif Untuk Meningkatkan
Kemampuan Multiple Intelligence (Visual-Spasial Dan Interpersonal), IAIN
Sunan Ampel Surabaya: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam, Vol. 02, No. 01,
2012.
Sri Sureni, dkk., Sistem Pakar Minat Dan Bakat Anak Dengan Multiple Intelligences
Berbasis Web Pada Sdit Mutiara Islam Depok. Jakarta: Jurnal Techno Nusa
Mandiri, Vol IX, No. 1, Maret 2013.
Uswatun Hasanah, Pengembangan
Kemampuan Fisik Motorik Melalui Permainan Tradisional Bagi Anak Usia Dini, STAIN
Jurai Siwo Metro Lampung: Pendidikan Anak, Vol.5, Ed. 1, Juni 2016.
[1]
Sri Sureni, dkk., “Sistem Pakar Minat Dan
Bakat Anak Dengan Multiple Intelligences Berbasis Web Pada Sdit Mutiara Islam
Depok”, (Jakarta: Jurnal Techno Nusa Mandiri, Vol IX, No. 1, Maret 2013),
h. 65.
[2]
Febi Nur Salisah, dkk. “Sistem Pakar
Penentuan Bakat Anak Dengan Menggunakan Metode Forward Chaining”, (UIN
Suska: Jurnal Rekayasa dan Manajemen Sistem Informasi, Vol. 1, No. 1, Februari
2015), h. 62.
[3]
Sri Sureni, dkk., “Sistem Pakar Minat Dan
Bakat Anak Dengan Multiple Intelligences Berbasis Web Pada Sdit Mutiara Islam
Depok”, h. 65.
[4]
Ahmad Susanto, “Teori Belajar dan
Pembelajaran Di Sekolah Dasar”, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2016), Cet.
4, h. 16.
[5]
Merry Christinne Steviani Adistiya, dkk., “Sistem
Pakar Penentuan Minat dan Bakat Anak Umur 5-10 Tahun”, (Surabaya: Jurnal
JSIKA, Vol.1, No. 2, 2012), h. 2.
[6]
Wahyudin, “Menuju Kreativitas”, (Jakarta:
Gema Insani Press, 2003), h. 18.
[7]
Ibid., h. 19.
[8]
Uswatun Hasanah, “Pengembangan Kemampuan
Fisik Motorik Melalui Permainan Tradisional Bagi Anak Usia Dini”, (STAIN
Jurai Siwo Metro Lampung: Jurnal Pendidikan Anak, Vol.5, Ed. 1, Juni 2016), h. 718.
[9]
Akram Misbah Utsman, “25 Kiat Membentuk
Anak Hebat”, (Jakarta: Gema Insani Press, 2005), h. 9.
[10]
Ibid., h. 717.
[11]
Reni Akbar dan Hawadi, “Menguatkan Bakat
Anak”, (Jakarta: PT. Grasindo, 2010), h. 13.
[12]
Ibid., h. 17.
[13]
Sri Sureni, dkk., “Sistem Pakar Minat Dan
Bakat Anak Dengan Multiple Intelligences Berbasis Web Pada Sdit Mutiara Islam
Depok”, h. 66-67.
[14]
Ibid., h. 66.
[15]
Almira Amir, “Pembelajaran Matematika
Dengan Menggunakan Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences)”, (IAIN Padangsidimpuan:
Jurnal Logaritma, Vol. 1, No. 01, Januari 2013), h. 4.
[16]
Sri Sureni, dkk., “Sistem Pakar Minat Dan
Bakat Anak Dengan Multiple Intelligences Berbasis Web Pada Sdit Mutiara Islam
Depok”, h. 66.
[17]
Almira Amir, “Pembelajaran Matematika Dengan
Menggunakan Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences)”, h. 5.
[18]
Sri Sureni, dkk., “Sistem Pakar Minat Dan
Bakat Anak Dengan Multiple Intelligences Berbasis Web Pada Sdit Mutiara Islam
Depok”, h. 66.
[19]
Almira Amir, “Pembelajaran Matematika
Dengan Menggunakan Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences)”, h. 5.
[20]
Sri Sureni, dkk., “Sistem Pakar Minat Dan
Bakat Anak Dengan Multiple Intelligences Berbasis Web Pada Sdit Mutiara Islam
Depok”, h. 66.
[21]
Almira Amir, “Pembelajaran Matematika
Dengan Menggunakan Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences)”, h. 6.
[22]
Sri Sureni, dkk., “Sistem Pakar Minat Dan
Bakat Anak Dengan Multiple Intelligences Berbasis Web Pada Sdit Mutiara Islam
Depok”, h. 66.
[23]
Almira Amir, “Pembelajaran Matematika
Dengan Menggunakan Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences)”, h. 5-6.
[24]
Sri Sureni, dkk., “Sistem Pakar Minat Dan
Bakat Anak Dengan Multiple Intelligences Berbasis Web Pada Sdit Mutiara Islam
Depok”, h. 66.
[25]
Almira Amir, “Pembelajaran Matematika
Dengan Menggunakan Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences)”, h. 6.
[26]
Sri Sureni, dkk., “Sistem Pakar Minat Dan
Bakat Anak Dengan Multiple Intelligences Berbasis Web Pada Sdit Mutiara Islam
Depok”, h. 66.
[27]
Almira Amir, “Pembelajaran Matematika
Dengan Menggunakan Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences)”, h. 6.
[28]
Sri Sureni, dkk., “Sistem Pakar Minat Dan
Bakat Anak Dengan Multiple Intelligences Berbasis Web Pada Sdit Mutiara Islam
Depok”, h. 67.
[29]
Almira Amir, “Pembelajaran Matematika
Dengan Menggunakan Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences)”, h. 6.
[30]
Nurul Maulidah dan Agus Santoso, “Permainan
Konstruktif Untuk Meningkatkan Kemampuan Multiple Intelligence (Visual-Spasial
Dan Interpersonal)”, (IAIN Sunan Ampel Surabaya: Jurnal Bimbingan dan
Konseling Islam, Vol. 02, No. 01, 2012), h. 37-38.