Rabu, 24 Oktober 2018

CAHAYA DALAM DESAIN EKSTERIOR TK


MAKALAH
TATA CAHAYA EKSTERIOR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah “Desain Eksterior TK”

Dosen : Lia Ricka Pratama, M.Pd
Hasil gambar untuk logo iain metro

Disusun Oleh:
Kelompok 5, Kelas A, Semester 5
                       Diaz Maulidya                                    1601030058
                       Lekar Aini                                           1601030060
                       Lilis Setiawati                                     1601030018

Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD)
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) METRO
TAHUN AJARAN 2018/2019





KATA PENGANTAR
Assalamu`alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahi robbil ‘alamin penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, rahmat, dan  karunia-Nya yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Tata Cahaya Eksterior.
Makalah ini merupakan sebagian syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Desain Eksterior TK.
            Dalam penulisan makalah ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah terutama kepada :
  1. Lia Ricka Pratama selaku dosen mata kuliah Desain Eksterior TK.
  2. Ayah dan Ibu tercinta di rumah yang selalu memberikan dukungan dan do`a sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Penulis sadar bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan guna menyempurnakan penulisan ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan pendidikan anak usia dini.
Wassalamu’alaikum. Wr.Wb

Metro, 02 Oktober 2018

                                                                                                Penulis


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .........................................................................       i
DAFTAR ISI .........................................................................................       ii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ...........................................................................        1
B.    Rumusan Masalah .......................................................................        2
C.    Tujuan .........................................................................................        2

BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Cahaya.......................................................................        3
B.    Jenis-jenis Tata Cahaya Pada Eksterior.......................................        4
C.    Sifat-sifat Tata Cahaya Pada Eksterior.......................................        6

BAB III PENUTUP
Kesimpulan .................................................................................       10

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Hidup manusia membutuhkan cahaya, terutama cahaya matahari. Cahaya matahari tidak saja menerangi ruang-ruang dengan gratis tetapi juga membuat pagi kita menjadi lebih indah, cerah, dan juga menyehatkan tubuh. Namun demikian, Tuhan menciptakan siang dan malam, dan sayangnya di malam hari tidak ada lagi sinar matahari sehingga diperlukan cahaya buatan.
Dahulu orang menghentikan kegiatan ketika matahari beranjak pergi. Cahaya buatan hanya menerangi ala kadarnya, sebagai penghantar tidur atau sedikit aktivitas di malam hari. Namun pada masa kini keadaan sudah jauh berbeda. Kegiatan pada malam hari menjadi lebih panjang, bahkan banyak kota besar di dunia yang seolah-olah tidak pernah tidur, dan itu semua karena bantuan penerangan buatan.
Seiring dengan kemajuan zaman, penerangan buatan kemudian tidak saja berfungsi sebagai alat penerang tetapi juga dikembangkan pengetahuan tentang tata cahaya. Perkembangan penelitian kemudian juga menemukan bahwa jenis lampu dan warna cahaya tertentu dapat membuat barang-barang yang disinari menjadi lebih indah warnanya, permata lebih berkilau, dan makanan terlihat lebih lezat. Lebih lanjut, pengetahuan cahaya dan tata cahaya yang baik akan membantu untuk dapat mengetahui sumber-sumber cahaya, memilih sumber cahaya buatan yang sesuai dengan kebutuhan, dan akan lebih baik lagi, apabila teknik-teknik tata cahaya dapat diterapkan sendiri.
Dengan demikian, berdasarkan latar belakang diatas disini penulis akan membahas tentang tata cahaya eksterior. 


            B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah yang telah didapat, diantaranya :
1.      Apakah yang dimaksud dengan Cahaya?
2.      Apa saja Jenis-jenis Tata Cahaya pada Eksterior?
3.      Apa saja Sifat-sifat Tata Cahaya pada Eksterior?

           C.    Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun rumusan masalah yang telah didapat, diantaranya :
1.      Agar dapat mengetahui maksud dari Cahaya.
2.      Agar dapat mengetahui Jenis-jenis Tata Cahaya pada Eksterior.
3.      Agar dapat mengetahui Sifat-sifat Tata Cahaya pada Eksterior. 





BAB II
PEMBAHASAN
      A.    Pengertian Cahaya
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), cahaya adalah sebagai sinar atau terang dari suatu yang bersinar seperti matahari, bulan dan lampu yang memungkinkan mata menangkap bayangan benda-benda disekitar.
Cahaya merupakan salah satu bentuk energi, tanpa cahaya, maka disekitar kita menjadi gelap dan kita tidak bisa melihat benda yang ada disekitar kita. Karena adanya cahaya, manusia dapat melihat benda. Cahaya yang mengenai suatu benda akan diserap, dipantulkan atau menembus benda tersebut.[1]
Menurut Wikipedia, cahaya adalah energi berbentuk gelombang elektromagenetik yang kasat mata atau dapat disebut juga paket partikel yang disebut foton. Nur/cahaya secara istilah adalah dimana suatu yang menyebabkan mata kita melihat. Didalam kitab tafsir Qur’an Al-Mizan (as-syyaid muhammad husein) At-Tabatabai) nur/cahaya adalah suatu yang tampak dengan sendirinya, dan juga yang lainnya bersifat sensual menjadi tampak.[2]
Ibnu Sina menjelaskan tentang Surah An-Nur ayat 35 dimana  nur/cahaya mengandung 2 makna yaitu essensial dan metaforikal. Essensial berarti kesempurnaan dan kebeningan karena sifat nur/cahaya adalah bening, sedangkan metaforikal merupakan sebagai sesuatu yang baik atau sebab yang mengarahkan pada kebaikan.
Al-Ishfani, membagi menjadi nur atas pengertian material dan spiritual. Material merupakan sesuatu yang dapat dilihat/ditangkap oleh indera, sedangkan spiritual dibagi menjadi arti abstrak dimana cahaya yang hanya mampu ditangkap oleh mata hati.
Cahaya bukan merupakan fenomena aneh dalam kehidupan sehari-hari, namun merupakan sesuatu hal yang memang kita butuhkan dalam kehidupan sehari-hari dan sifat-sifat cahayalah yang membuat makhluk hidup didunia merasa nyaman. Didalam Qur’an Surat An-Nur ayat 35 yang artinya :
“Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang didalamnya ada pelita besar. Pelita itu didalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintag (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya,(yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak disebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api, cahaya diatas (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.
                        Pada ayat tersebut, disebutkan bahwa lubang yang tidak tembus (misykat), maksudnya yaitu suatu lubang didinding bangunan yang tidak tembus sampai kesebelahnya, biasanya digunakan untuk tempat lampu, atau barang-barang lain. Cahaya dalam Surat An-Nuur disebutkan berlapis-lapis/bertingkat, dalam ilmu fisika telah dimaklumi bahwa cahaya putih dari sinar matahari jika dilewatkan pada sebuah prisma akan terurai dan menjadi warna-warni seperti pelangi.[3]  

     B.     Jenis-jenis Tata Cahaya pada Eksterior
Adapun jenis-jenis pencahayaann eksterior yaitu [4]:
1.      Pencahayaan alami
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar matahari. Sinar matahari mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat energi listrik juga dapat membunuh kuman. Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang diperlukan jendela-jendela yang besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6 dari pada luas lantai. Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif dibanding dengan penggunaan pencahyaan buatan, selain karena intensitas cahaya yang tidak tetap, sumber alami menghasilkan panas terutama saat siang hari.
Sudah selayaknya sinar matahari dimanfaatkan seoptimal mungkin sebagai sumber penerangan bangunan, terutama bangunan. Sebenarnya setiap bangunan memerlukan sinar matahari. Cahaya alami ini membantu untuk melakukan aktivitas di siang hari.[5]

2.      Pencahayaan buatan
Pencahayaan buatan adalah pencahyaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya selain cahaya alami. Pencahyaan buatan sangat diperlukan apabila posisi ruangan sulit dicapai oleh pencahayaan alami atau saat pencahayaan alami tidak mencukupi.[6]
Fungsi utama penerangan buatan adalah memberikan cahaya yang menggantikan sinar matahari. Namun di lain pihak, penerangan buatan ini juga bisa dirancang sedemikian rupa untuk menciptakan suasana desain interior atau eksterior bahkan arsitektur sesuai keinginan. Lewat permainan cahaya lampu, detail dan ornamen pada ruang dapat ditonjolkan sehingga penampilan bangunan menjadi makin menarik.[7]
Adapun beberapa macam-macam pencahayaan buatan yaitu, sebagai berikut[8] :
a.       Pencahayaan ke atas (uplight)
Uplight adalah arah cahaya yang datang dari bawah keatas. Efek cahaya yang ditimbulkan yaitu kesan megah, dan memunculkan dimensi. Jenis pencahayaan ini lebih ke dekoratif. Beberapa contoh objek yang umumnya disinari dengan pencahayaan uplight adalah kolam renang, bungan ditaman sekolah.
b.      Pencahayaan dari belakang (backlight)
Backlight artinya cahaya yang berasal dari belakang objek. Hal ini dilakukan untuk memberi aksen pada objek menjadi lebih bagus dan indah.
c.       Pencahayaan samping (sidelight)
Sedelight sama dengan backliht adalah untuk memberi penekanan pada elemen-elemen agar suatu objek menjadi lebih bagus.
d.      Pencahayaan dari depan (fronlight)
Fronlight merupakan suatu pencahayaan yang datangnya dari depan objek dan sebaik nya pencahayaan tersebut secara merata. Pencahayaan yang tersebar rata dilingkungan sekolah.

         C.    Sifat-sifat Tata Cahaya Pada Eksterior
Benda-benda yang ada disekitar kita dapat kita lihat apabila ada cahaya yang mengenai benda tersebut. Cahaya yang mengenai benda akan dipantulkan oleh benda kemata sehingga benda tersebut dapat terlihat. Cahaya berasal dari sumber cahaya dan semua benda yang mampu memancarkan cahaya disebut sumber cahaya. Contoh sumber cahaya yakni matahari, lampu, senter, dan bintang, dapat dipantulkan dan dibiaskan.  Adapun beberapa sifat cahaya yang antara lain adalah :
1.      Cahaya Dapat Menembus Lurus
Yang termasuk kedalam cahaya merapat lurus yaitu lampu, sinar matahari, sinar bulan, dan sinar lilin merupakan sumber cahaya. Oleh karena itu sifat cahaya ini sering digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari.[9]
Didalam Surat An-Nuur dijelaskan bahwa sifat cahaya ini dapat diartikan sebagai cahaya petunjuk mengarahkan manusia terhadap jalan yang lurus atau jalan Allah.[10]

2.      Cahaya Dapat Dipantulkan
Apabila suatu benda terkena cahaya, maka cahaya tersebut akan dipantulkan. Ada dua jenis pemantulan baur dan pemantulan teratur. Apabila cahaya mengenai permukaan yang tidak rata atau kasar maka akan terjadi pemantulan baur yang sinar pantulnya tidak beraturan. Sedangkan apabila cahaya mengenai benda yang permukaannya rata, licin, mengkilap, dihasilkan pemantulan teratur, memiliki arah pantulan yang teratur. Contoh bahwa cahaya yang dapat dipantulkan adalah cermin.[11]
Didalam Surat An-Nuur, menjelaskan bahwa cahaya diatas cahaya (berlapis-lapis), maksudnya pantulan cahaya yang mengenai sebuah bidang sehingga menimbulkan sinar pantul yang berwarna (pelangi).[12]

3.      Cahaya Yang Dapat Menembus Benda Bening
Cahaya dapat tidaknya ditembuskan oleh cahaya, benda-benda dapat dibedakan menjadi dua yaitu benda gelap dan benda bening. Contoh Kaca Dan Bukan Cermin.[13]
Menurut QS. An-Nuur dijelaskan bahwa benda bening (kaca) dapat ditembus cahaya sehingga pelita (benda gelap) yang ada didalam dapat melihat cahaya yang ada diluar karena sinar cahaya yang menembus benda kaca tersebut. Dan kaca tersebut bersinar diibaratkan mutiara.[14]

4.      Cahaya Dapat Dibiaskan
Perlu diketahui bahwa apabila cahaya merambat melalui dua zat yang berbeda kerapatannya, maka cahaya tersebut akan dibelokkan. Peristiwa pembelokan cahaya setelah melewati media rambat yang berbeda itulah yang disebut dengan pembiasan. Contoh pensil yang dimasukkan gelas.[15]
Didalam Surat An-Nuur dijelaskan bahwa minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh dengan api, dapat dimaknai bias cahaya pada minyak pohon Zaitun dapat berkilau walau tidak ada sumber cahaya (membias).[16]

5.      Cahaya Yang Dapat Diuraikan
Dispersi merupakan penguraian cahaya putih menjadi berbagai macam cahaya berwarna. Cahaya matahari yang kita lihat berwarna putih, padahal sebenarnya cahaya matahari tersusun atas banyak cahaya berwarna. Cahaya matahari diuraikan oleh titik-titik iar diawan sehingga terbentuk pelangi. Warna pelangi tersebut dari warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan unggu.[17]

6.      Cahaya Dapat Mengalami Difraksi
Difraksi cahaya dapat didefinisikan sebagai pelenturan cahaya yaitu saat suatu cahaya melalui celah maka cahaya dapat berpecah-pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan memiliki sifat sperti cahaya baru. Sifat-sifat difraksi pada cahaya ini dapat dibuktikan dengan melihat pola interfensi yang terjadi pada layar saat dipasang dibelakang celah. Dalam kehidupan sehari-hari peristiwa dispraksi dapat kita amati ketika cahaya masuk kerumah kita melalui celah pintu yang terbuka sedikit. Dari situ akan terlihat beberapa bagian cahaya yang terpecah menjadi bagian lebih kecil menghasilkan pola baru.




7.      Cahaya Memiliki Energi
Cahaya memilki energi yaitu suatu cahaya akan membuktikan bahwa cahaya khususnya cahaya matahari memiliki energi berupa panas yang dipancarkan dalam bentuk gelombang radiasi.[18]

           
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Cahaya adalah sebagai sinar atau terang dari suatu yang bersinar seperti matahari, bulan dan lampu yang memungkinkan mata menangkap bayangan benda-benda disekitar. Terdapat 2 jenis tata cahaya dalam eksterior, yaitu pencahayaan alami dan pecahayaan buatan. Adapun sifat-sifat tata cahaya dalam eksterior, yaitu cahaya dapat menembus lurus, cahaya dapat dipantulkan, cahaya yang dapat menembus benda bening, cahaya dapat dibiaskan , cahaya yang dapat diuraikan, cahaya dapat mengalami difraksi, dan cahaya memiliki energi.





DAFTAR PUSTAKA
Alderoto Prabowo. Cahaya : Pengertian, Jenis-Jenis Cahaya. Aldero Rooftop. 2017.
Budi Setiawan dan Grace Hartanti. Pencahayaan Buatan Pada Pendekatan Teknis           
Dan Estetis Untuk Bangunan Dan Ruang Dalam. Jakarta : Humaniora. 2014. Vol.5. No.2.
Danial Fata Aurissafan. Perancangan Pusat Pengembangan Seni Rupa Kontemporer. Malang : Art Contemporary.
El Maroune. Konsep Penataan Cahayaan. Jakarta. 2015.
Renata S. Teknik Pencahayaan. Jakarta : Imania Desain. 2015.
Ruana Sagita. Lima Sifat-sifat Cahaya”.Bandung : Percetakan Mangga Dua. 2017.





[1] Ruana Sagita, “Lima Sifat-sifat Cahaya”, (Bandung : Percetakan Mangga Dua, 2017).
[2] Danial Fata Aurissafan, “Perancangan Pusat Pengembangan Seni Rupa Kontemporer”, (Malang : Art Contemporary), h. 207.  
[3]Ibid., h. 208
[4] El Maroune, “Konsep Penataan Cahayaan”, (Jakarta, 2015).
[5] Budi Setiawan dan Grace Hartanti, “Pencahayaan Buatan Pada Pendekatan Teknis
Dan Estetis Untuk Bangunan Dan Ruang Dalam”, (Jakarta : Humaniora, 2014), Vol.5, No.2, h. 1225.
[6] Renata S, “Teknik Pencahayaan”, (Jakarta : Imania Desain,  2015).
[7] Budi Setiawan dan Grace Hartanti, “Pencahayaan Buatan..., h. 1225.
[8] Renata S, “Teknik Pencahayaan”, (Jakarta : Imania Desain,  2015).
[9] Ruana Sagita, “Lima Sifat-sifat Cahaya”,...  
[10] Danial Fata Aurissafan, “Perancangan Pusat..., h. 209.
[11] Ruana Sagita, “Lima Sifat-sifat Cahaya”,...  
[12] Danial Fata Aurissafan, “Perancangan Pusat..., h. 210.
[13] Ruana Sagita, “Lima Sifat-sifat Cahaya”,...  
[14] Danial Fata Aurissafan, “Perancangan Pusat..., h. 210.  
[15] Ruana Sagita, “Lima Sifat-sifat Cahaya”,...  
[16] Danial Fata Aurissafan, “Perancangan Pusat..., h. 210.  
[17] Ruana Sagita, “Lima Sifat-sifat Cahaya”,...
[18] Alderoto Prabowo, “Cahaya : Pengertian, Jeni-Jenis Cahaya”, (Aldero Rooftop, 2017).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS (GANGGUAN PENGLIHATAN DAN GANGGUAN PENDENGARAN)

JURNAL ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS (GANGGUAN PENGLIHATAN DAN GANGGUAN PENDENGARAN) Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “ ...