MAKALAH
TATA CAHAYA EKSTERIOR
Diajukan
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah “Desain Eksterior TK”
Dosen : Lia Ricka Pratama, M.Pd

Disusun
Oleh:
Kelompok 5, Kelas A,
Semester 5
Diaz
Maulidya 1601030058
Lekar
Aini 1601030060
Lilis
Setiawati 1601030018
Jurusan
Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD)
Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI
(IAIN)
METRO
TAHUN
AJARAN 2018/2019
KATA
PENGANTAR
Assalamu`alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahi robbil
‘alamin penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, rahmat, dan karunia-Nya yang tak terhingga sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah Tata Cahaya
Eksterior.
Makalah ini merupakan
sebagian syarat untuk menyelesaikan
mata kuliah Desain
Eksterior TK.
Dalam penulisan makalah ini tidak lupa penulis mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah
terutama kepada :
- Lia
Ricka Pratama selaku dosen mata kuliah Desain Eksterior TK.
- Ayah dan Ibu tercinta di rumah yang selalu
memberikan dukungan dan do`a sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Penulis
sadar bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, karena
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan. Untuk itu kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan guna menyempurnakan penulisan ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah
ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan pendidikan anak usia dini.
Wassalamu’alaikum.
Wr.Wb
Metro, 02 Oktober 2018
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ......................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2
C. Tujuan ......................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Cahaya....................................................................... 3
B.
Jenis-jenis Tata
Cahaya Pada Eksterior....................................... 4
C.
Sifat-sifat Tata
Cahaya Pada Eksterior....................................... 6
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Hidup manusia
membutuhkan cahaya, terutama cahaya matahari. Cahaya matahari tidak saja menerangi ruang-ruang dengan gratis
tetapi juga membuat pagi kita menjadi lebih indah, cerah, dan juga menyehatkan tubuh. Namun demikian, Tuhan
menciptakan siang dan malam, dan sayangnya
di malam hari tidak ada lagi sinar matahari sehingga diperlukan cahaya buatan.
Dahulu orang
menghentikan kegiatan ketika matahari beranjak pergi. Cahaya buatan hanya menerangi ala kadarnya, sebagai
penghantar tidur atau sedikit aktivitas di malam hari. Namun pada masa kini keadaan sudah jauh berbeda.
Kegiatan pada malam hari menjadi lebih panjang, bahkan banyak kota besar di dunia yang seolah-olah tidak pernah tidur,
dan itu semua karena bantuan penerangan
buatan.
Seiring dengan kemajuan
zaman, penerangan buatan kemudian tidak saja berfungsi sebagai alat penerang tetapi juga dikembangkan
pengetahuan tentang tata cahaya. Perkembangan penelitian kemudian juga
menemukan bahwa jenis lampu dan warna cahaya tertentu dapat membuat
barang-barang yang disinari menjadi lebih indah warnanya, permata lebih
berkilau, dan makanan terlihat lebih lezat. Lebih lanjut, pengetahuan cahaya
dan tata cahaya yang baik akan membantu untuk dapat mengetahui sumber-sumber
cahaya, memilih sumber cahaya buatan yang sesuai dengan kebutuhan, dan akan
lebih baik lagi, apabila teknik-teknik tata cahaya dapat diterapkan sendiri.
Dengan demikian, berdasarkan
latar belakang diatas disini penulis akan membahas tentang tata cahaya
eksterior.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas, adapun rumusan masalah yang telah didapat, diantaranya :
1.
Apakah yang dimaksud dengan Cahaya?
2.
Apa saja Jenis-jenis Tata Cahaya pada Eksterior?
3.
Apa saja Sifat-sifat Tata Cahaya pada Eksterior?
C.
Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah diatas, adapun rumusan masalah yang telah didapat, diantaranya
:
1.
Agar dapat mengetahui maksud dari Cahaya.
2.
Agar dapat mengetahui Jenis-jenis Tata Cahaya pada Eksterior.
3.
Agar dapat mengetahui Sifat-sifat Tata Cahaya pada Eksterior.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Cahaya
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), cahaya
adalah sebagai sinar atau terang dari suatu yang bersinar seperti matahari,
bulan dan lampu yang memungkinkan mata menangkap bayangan benda-benda
disekitar.
Cahaya merupakan salah satu bentuk energi, tanpa
cahaya, maka disekitar kita menjadi gelap dan kita tidak bisa melihat benda
yang ada disekitar kita. Karena adanya cahaya, manusia dapat melihat benda.
Cahaya yang mengenai suatu benda akan diserap, dipantulkan atau menembus benda
tersebut.[1]
Menurut Wikipedia,
cahaya adalah energi berbentuk gelombang elektromagenetik yang kasat mata atau
dapat disebut juga paket partikel yang disebut foton. Nur/cahaya secara istilah
adalah dimana suatu yang menyebabkan mata kita melihat. Didalam kitab tafsir
Qur’an Al-Mizan (as-syyaid muhammad husein) At-Tabatabai) nur/cahaya adalah
suatu yang tampak dengan sendirinya, dan juga yang lainnya bersifat sensual
menjadi tampak.[2]
Ibnu Sina menjelaskan tentang Surah An-Nur ayat 35
dimana nur/cahaya mengandung 2 makna
yaitu essensial dan metaforikal. Essensial berarti kesempurnaan dan kebeningan
karena sifat nur/cahaya adalah bening, sedangkan metaforikal merupakan sebagai
sesuatu yang baik atau sebab yang mengarahkan pada kebaikan.
Al-Ishfani, membagi menjadi nur atas pengertian
material dan spiritual. Material merupakan sesuatu yang dapat dilihat/ditangkap
oleh indera, sedangkan spiritual dibagi menjadi arti abstrak dimana cahaya yang
hanya mampu ditangkap oleh mata hati.
Cahaya bukan merupakan fenomena aneh dalam kehidupan
sehari-hari, namun merupakan sesuatu hal yang memang kita butuhkan dalam
kehidupan sehari-hari dan sifat-sifat cahayalah yang membuat makhluk hidup
didunia merasa nyaman. Didalam Qur’an Surat An-Nur ayat 35 yang artinya :
“Allah (Pemberi)
cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah
lubang yang tak tembus, yang didalamnya ada pelita besar. Pelita itu didalam
kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintag (yang bercahaya) seperti mutiara, yang
dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya,(yaitu) pohon zaitun yang tumbuh
tidak disebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya, yang
minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api, cahaya
diatas (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia
kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah
Maha mengetahui segala sesuatu.
Pada
ayat tersebut, disebutkan bahwa lubang
yang tidak tembus (misykat), maksudnya yaitu suatu lubang didinding
bangunan yang tidak tembus sampai kesebelahnya, biasanya digunakan untuk tempat
lampu, atau barang-barang lain. Cahaya dalam Surat An-Nuur disebutkan berlapis-lapis/bertingkat, dalam ilmu
fisika telah dimaklumi bahwa cahaya putih dari sinar matahari jika dilewatkan
pada sebuah prisma akan terurai dan menjadi warna-warni seperti pelangi.[3]
B.
Jenis-jenis
Tata Cahaya pada Eksterior
Adapun jenis-jenis pencahayaann eksterior yaitu [4]:
1. Pencahayaan
alami
Pencahayaan
alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar matahari. Sinar
matahari mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat energi listrik juga
dapat membunuh kuman. Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang
diperlukan jendela-jendela yang besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya
1/6 dari pada luas lantai. Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang
efektif dibanding dengan penggunaan pencahyaan buatan, selain karena intensitas
cahaya yang tidak tetap, sumber alami menghasilkan panas terutama saat siang
hari.
Sudah
selayaknya sinar matahari dimanfaatkan seoptimal mungkin sebagai sumber penerangan
bangunan, terutama bangunan. Sebenarnya setiap bangunan memerlukan
sinar
matahari. Cahaya alami ini membantu untuk melakukan aktivitas di siang hari.[5]
2. Pencahayaan
buatan
Pencahayaan
buatan adalah pencahyaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya selain cahaya
alami. Pencahyaan buatan sangat diperlukan apabila posisi ruangan sulit dicapai
oleh pencahayaan alami atau saat pencahayaan alami tidak mencukupi.[6]
Fungsi
utama penerangan buatan adalah memberikan cahaya yang menggantikan sinar matahari.
Namun di lain pihak, penerangan buatan ini juga bisa dirancang sedemikian rupa
untuk menciptakan suasana desain interior atau eksterior bahkan arsitektur
sesuai keinginan. Lewat permainan cahaya lampu, detail dan ornamen pada ruang
dapat ditonjolkan sehingga penampilan bangunan menjadi makin menarik.[7]
Adapun
beberapa macam-macam pencahayaan buatan yaitu, sebagai berikut[8]
:
a. Pencahayaan
ke atas (uplight)
Uplight
adalah arah cahaya yang datang dari bawah keatas. Efek cahaya yang ditimbulkan
yaitu kesan megah, dan memunculkan dimensi. Jenis pencahayaan ini lebih ke
dekoratif. Beberapa contoh objek yang umumnya disinari dengan pencahayaan
uplight adalah kolam renang, bungan ditaman sekolah.
b. Pencahayaan
dari belakang (backlight)
Backlight
artinya cahaya yang berasal dari belakang objek. Hal ini dilakukan untuk
memberi aksen pada objek menjadi lebih bagus dan indah.
c. Pencahayaan
samping (sidelight)
Sedelight
sama dengan backliht adalah untuk memberi penekanan pada elemen-elemen agar
suatu objek menjadi lebih bagus.
d. Pencahayaan
dari depan (fronlight)
Fronlight merupakan suatu
pencahayaan yang datangnya dari depan objek dan sebaik nya pencahayaan tersebut
secara merata. Pencahayaan yang tersebar rata dilingkungan sekolah.
C.
Sifat-sifat
Tata Cahaya Pada Eksterior
Benda-benda yang ada disekitar kita dapat kita lihat
apabila ada cahaya yang mengenai benda tersebut. Cahaya yang mengenai benda
akan dipantulkan oleh benda kemata sehingga benda tersebut dapat terlihat.
Cahaya berasal dari sumber cahaya dan semua benda yang mampu memancarkan cahaya
disebut sumber cahaya. Contoh sumber cahaya yakni matahari, lampu, senter, dan
bintang, dapat dipantulkan dan dibiaskan.
Adapun beberapa sifat cahaya yang antara lain adalah :
1. Cahaya
Dapat Menembus Lurus
Yang
termasuk kedalam cahaya merapat lurus yaitu lampu, sinar matahari, sinar bulan,
dan sinar lilin merupakan sumber cahaya. Oleh karena itu sifat cahaya ini
sering digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari.[9]
Didalam
Surat An-Nuur dijelaskan bahwa sifat cahaya ini dapat diartikan sebagai cahaya
petunjuk mengarahkan manusia terhadap jalan yang lurus atau jalan Allah.[10]
2. Cahaya
Dapat Dipantulkan
Apabila
suatu benda terkena cahaya, maka cahaya tersebut akan dipantulkan. Ada dua
jenis pemantulan baur dan pemantulan teratur. Apabila cahaya mengenai permukaan
yang tidak rata atau kasar maka akan terjadi pemantulan baur yang sinar
pantulnya tidak beraturan. Sedangkan apabila cahaya mengenai benda yang
permukaannya rata, licin, mengkilap, dihasilkan pemantulan teratur, memiliki
arah pantulan yang teratur. Contoh bahwa cahaya yang dapat dipantulkan adalah
cermin.[11]
Didalam
Surat An-Nuur, menjelaskan bahwa cahaya diatas cahaya (berlapis-lapis),
maksudnya pantulan cahaya yang mengenai sebuah bidang sehingga menimbulkan
sinar pantul yang berwarna (pelangi).[12]
3. Cahaya
Yang Dapat Menembus Benda Bening
Cahaya
dapat tidaknya ditembuskan oleh cahaya, benda-benda dapat dibedakan menjadi dua
yaitu benda gelap dan benda bening. Contoh Kaca Dan Bukan Cermin.[13]
Menurut
QS. An-Nuur dijelaskan bahwa benda bening (kaca) dapat ditembus cahaya sehingga
pelita (benda gelap) yang ada didalam dapat melihat cahaya yang ada diluar
karena sinar cahaya yang menembus benda kaca tersebut. Dan kaca tersebut
bersinar diibaratkan mutiara.[14]
4. Cahaya
Dapat Dibiaskan
Perlu
diketahui bahwa apabila cahaya merambat melalui dua zat yang berbeda
kerapatannya, maka cahaya tersebut akan dibelokkan. Peristiwa pembelokan cahaya
setelah melewati media rambat yang berbeda itulah yang disebut dengan
pembiasan. Contoh pensil yang dimasukkan gelas.[15]
Didalam
Surat An-Nuur dijelaskan bahwa minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi,
walaupun tidak disentuh dengan api, dapat dimaknai bias cahaya pada minyak
pohon Zaitun dapat berkilau walau tidak ada sumber cahaya (membias).[16]
5. Cahaya
Yang Dapat Diuraikan
Dispersi
merupakan penguraian cahaya putih menjadi berbagai macam cahaya berwarna.
Cahaya matahari yang kita lihat berwarna putih, padahal sebenarnya cahaya
matahari tersusun atas banyak cahaya berwarna. Cahaya matahari diuraikan oleh
titik-titik iar diawan sehingga terbentuk pelangi. Warna pelangi tersebut dari
warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan unggu.[17]
6. Cahaya
Dapat Mengalami Difraksi
Difraksi
cahaya dapat didefinisikan sebagai pelenturan cahaya yaitu saat suatu cahaya
melalui celah maka cahaya dapat berpecah-pecah menjadi bagian-bagian yang lebih
kecil dan memiliki sifat sperti cahaya baru. Sifat-sifat difraksi pada cahaya
ini dapat dibuktikan dengan melihat pola interfensi yang terjadi pada layar
saat dipasang dibelakang celah. Dalam kehidupan sehari-hari peristiwa dispraksi
dapat kita amati ketika cahaya masuk kerumah kita melalui celah pintu yang
terbuka sedikit. Dari situ akan terlihat beberapa bagian cahaya yang terpecah
menjadi bagian lebih kecil menghasilkan pola baru.
7. Cahaya
Memiliki Energi
Cahaya
memilki energi yaitu suatu cahaya akan membuktikan bahwa cahaya khususnya
cahaya matahari memiliki energi berupa panas yang dipancarkan dalam bentuk
gelombang radiasi.[18]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Cahaya
adalah sebagai sinar atau terang dari suatu yang bersinar seperti matahari,
bulan dan lampu yang memungkinkan mata menangkap bayangan benda-benda
disekitar. Terdapat 2 jenis tata cahaya dalam eksterior, yaitu pencahayaan
alami dan pecahayaan buatan. Adapun sifat-sifat tata cahaya dalam eksterior,
yaitu cahaya dapat menembus lurus, cahaya dapat dipantulkan, cahaya yang dapat
menembus benda bening, cahaya dapat dibiaskan , cahaya yang dapat diuraikan, cahaya
dapat mengalami difraksi, dan cahaya memiliki energi.
DAFTAR PUSTAKA
Alderoto Prabowo. Cahaya : Pengertian, Jenis-Jenis Cahaya.
Aldero Rooftop. 2017.
Budi
Setiawan dan Grace Hartanti. Pencahayaan
Buatan Pada Pendekatan Teknis
Dan Estetis
Untuk Bangunan Dan Ruang Dalam. Jakarta : Humaniora. 2014. Vol.5. No.2.
Danial Fata Aurissafan. Perancangan Pusat Pengembangan Seni Rupa
Kontemporer. Malang : Art Contemporary.
El
Maroune. Konsep Penataan Cahayaan. Jakarta.
2015.
Renata
S. Teknik Pencahayaan. Jakarta :
Imania Desain. 2015.
Ruana Sagita. Lima Sifat-sifat Cahaya”.Bandung : Percetakan Mangga Dua. 2017.
[1] Ruana Sagita, “Lima
Sifat-sifat Cahaya”, (Bandung : Percetakan Mangga Dua, 2017).
[2] Danial Fata Aurissafan, “Perancangan Pusat Pengembangan Seni Rupa
Kontemporer”, (Malang : Art Contemporary), h. 207.
[5] Budi Setiawan dan Grace Hartanti,
“Pencahayaan Buatan Pada Pendekatan
Teknis
Dan Estetis Untuk Bangunan Dan
Ruang Dalam”, (Jakarta
: Humaniora,
2014), Vol.5, No.2, h. 1225.
[6] Renata S, “Teknik
Pencahayaan”, (Jakarta : Imania Desain,
2015).
[7] Budi Setiawan dan Grace Hartanti, “Pencahayaan Buatan..., h. 1225.
[8] Renata S, “Teknik
Pencahayaan”, (Jakarta : Imania Desain,
2015).
[10] Danial Fata Aurissafan, “Perancangan Pusat..., h. 209.
[12] Danial Fata Aurissafan, “Perancangan Pusat..., h. 210.
[17] Ruana Sagita, “Lima
Sifat-sifat Cahaya”,...
[18] Alderoto Prabowo, “Cahaya : Pengertian, Jeni-Jenis Cahaya”,
(Aldero Rooftop, 2017).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar