MAKALAH
DESAIN INTERIOR TK
Diajukan untuk memenuhi salah
satu tugas “Desain
Interior”
Dosen
Pengampu : Lia Ricka Pratama, M.Pd

Disusun oleh :
Kelompok
2, Kelas A
Apriani
Nurryana 1601030032
Apriyani Nurjannah 1601030033
Diaz Maulidya 1601030058
Dina Pratiwi 1601030014
Siti Nur Azizah 1601030024
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Pendidikan Islam Anak Usia Dini ( PIAUD )
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI
IAIN METRO
TAHUN AKADEMIK 1438H / 2017-2018M
KATA PENGANTAR
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
“Dengan Menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang”
Alhamdulillah,
puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat
serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok “Desain
Interior” ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Adapun dalam
menyelesaikan tugas kelompok ini, kami tidak terlepas dari bantuan dan
bimbingan serta petunjuk dari pihak lain, oleh karena itu dalam kesempatan ini
dengan segala kerendahan hati kami sampaikan ucapan terimakasih dan
penghormatan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
1.
Ibu Prof. Dr.
Enizar, M.Ag, selaku rektor IAIN Metro yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk melanjutkan studi dan menyelesaikan Makalah Presentasi ini.
2.
Ibu Lia Ricka
Pratama, M.Pd.I yang
telah membimbing penulis sekaligus Dosen pada Mata Kuliah Desain
Interior TK untuk menulis Makalah
Presentasi ini.
Semoga Makalah Presentasi
dapat berguna bagi penulis khususnya dan dapat dijadikan sebagai bahan
referensi bagi pembaca.
Metro, 9 September 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA
PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR
ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan
Masalah ....................................................................... 2
C. Tujuan........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep
Desain/ Rancangan.......................................................... 3
B. Prinsip-prinsip
Desain................................................................... 3
C. Konsep
Interior............................................................................ 4
D. Manfaat
Desain Interior Untuk AUD.......................................... 9
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. .... 10
B. Saran........................................................................................ .... 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pendidikan merupakan suatu
kebutuhan pokok yang diperlukan bagi setiap manusia dalam memperoleh ilmu dan
wawasan. Pendidikan formal maupun nonformal merupakan sarana untuk membentuk
karakter kepribadian anak. Melalui pendidikan, seseorang dapat melakukan proses
untuk mengaktualisasi semua potensi yang dibawa sejak lahir. Oleh karena itu,
kesadaran masyarakat terlebih para orangtua dalam memberikan perhatian tumbuh
kembang anak-anak harus ditingkatkan untuk mendapatkan pendidikan yang terbaik
untuk anak-anak. Hal ini dimulai dari jenjang pendidikan yang paling awal yaitu
taman kanak-kanak.
Taman Kanak-Kanak merupakan
lembaga pendidikan formal pertama yang berperan sebagai sarana untuk membantu
memberi rangsangan dan dukungan dalam masa pertumbuhan serta perkembangan anak
usia 3-6 tahun sampai memasuki anak sekolah dasar.
Untuk mendukung proses belajar siswa agar siswa merasa nyaman maka perlu di dukung ruang kelas
sebagai bagian dari lingkungan fisik, yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak. Hal yang
dimaksud yaitu desain interior TK yang bertujuan memberikan sistem pendidikan yang berkualitas dengan kurikulum
yang sesuai, serta dapat menunjang perkembangan anak agar menciptakan calon
generasi bangsa yang beriman serta berwawasan global sehingga mampu bersaing.
Oleh karena itu diharapkan dapat mendukung dan menunjang program kegiatan belajar sesuai kebutuhan anak agar berkembangan
mereka dapat berjalan secara optimal dan mampu mengikuti serta menyerap ilmu
yang di ajarkan secara baik dan lancar.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang
dimaksud dengan konsep desain untuk AUD?
2.
Apa saja prinsip-prinsip desain untuk AUD?
3.
Apa yang dimaksud dengan konsep interior?
4.
Apa saja manfaat desain interior untuk AUD?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui maksud dari konsep desain untuk AUD.
2.
Untuk mengetahui prinsip-prinsip desain untuk AUD.
3.
Untuk mengetahui maksud dari konsep interior.
4.
Untuk mengetahui manfaat desain interior untuk AUD.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Konsep Desain/Rancangan:
Menurut Tatang M Amirin, konsep adalah rancangan, pengertian, pendapat, paham, dan cita-cita yang telah ada dalam
pikiran. Secara umum konsep adalah gagasan yang memadukan berbagai unsur
kedalam suatu kesatuan. Pengertian konsep
menurut Purwadarminta berasal dari bahasa latin yaitu Conseptus yang berarti
tangkapan. Secara subyektif pencaharian konsep adalah kegiatan intelek untuk
menangkap sesuatu dan secara objektif pencarian konsep adalah sesuatu yang
ditangkap oleh kegiatan intelek. Konsep desain interior adalah dasar pemikiran
desainer dalam memecahkan permasalahan atau problem desain.[1]
B.
Prinsip-prinsip Desain
Berikut ini merupakan prinsip-prinsip desain interior,
yaitu[2]:
1. Membuat anak merasa aman
2. Membuat anak merasa nyaman
3. Mendorong anak untuk dapat bereksplorasi
4. Mendukung anak untuk dapat berinteraksi dengan
lingkunganya
5. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak
6. Memperhatikan karakteristik anak, kemampuan anak,
latar belakang keluarga, lingkungan bermain dan budaya setempat
7. Lingkungan main yang ditata dapat membantu anak
memperkirakan berbagai kegiatan yang akan dilakukan baik pelaksanaanya
(kelompok atau individu) maupun tempat alat main yang dibutuhkan.
8. Mengembangkan
kemandirian.lingkungan yang ditata dengan rapi, semua mainan yang boleh
digunakan anak ditata dalam rak yang terjangkau anak, membuat anak dapat secara
mandiri mengambil dan menyimpan kembali, tanpa harus minta tolong pendidik. Apabila disatuan PAUD menerima anak berkebutuhan
khusus dengan kursi roda maka ramp harus tersedia agar anak bias mengakses
lingkungan tanpa harus tergantung pada orang lain.
9. Mengembangkan kepercayaan diri anak. Lingkungan yang
ditata sesuai dengan kondisi anak dapat membangun kepercayaan diri anak, bahwa
mereka mampu melakukannya
10. Mengembangkan keterampilan motorik halus kordinasi
tangan-mata, keterampilan social, keaksaraan awal, sains dan teknologi,
kemampuan matematika, serta kemampuan berkomunikasi.
C.
Konsep Interior
1. Konsep
interior Taman Kanak-kanak
dan Kelompok Bermain
Konsep
desain pada perancangan interior Kelompok Bermain (KB) dan Taman Kanak – Kanak
(TK) dengan metode pengajaran Montessori ini adalah homey dan transparan
.Konsep desain ini dipilih mengingat para siswa dari KB dan TK merupakan anak
usia dini yang masih memiliki sifat manja dan belum mengerti akan peraturan
yang ketat dan ingin bebas. Dengan konsep homey ini, diharapkan para siswa dan
siswi dapat senang dan nyaman datang ke sekolah (seperti rumahnya sendiri) dan
tidak merasa berada didalam suatu ruangan yang menakutkan, yang akan
menyebabkan anak takut akan sekolah.
Sedangkan untuk transparan, pihak sekolah membebaskan para orang tua melihat
perkembangan anak mereka melalui kegiatan yang ada di dalam kelas, serta fasilitas
apa saja yang ada di dalam sekolah tanpa mengganggu kegiatan belajar dan
mengajar yang terjadi di sekolah, yang dapat dilihat dari satu area yaitu aula.
Aula akan menjadi area terbuka untuk umum yang menyerupai lobby , terletak di
tengah bangunan yang akan menjadi pusat ( focal point ) dari bangunan KB dan TK
tersebut. Namun, apabila terdapat kegiatan sekolah atau event tertentu maka
fungsi aula ini menjadi area pertemuan ataupun pertunjukkan untuk tamu
undangan.[3]
a.
Citra Ruang
Ruang yang
ceria, bebas, serta nyaman seperti di rumah dapat diwujudkan dengan suatu
ambiance dari sebuah interior yaitu homey namun cheerful . Cheerful merupakan
sesuatu yang menyenangkan, gembira dan fullcolor (khususnya untuk kelas
calistung). Penggabungan antara natural dengan cheerful diharapkan dapat
membuat siswa dan siswi bersemangat dalam
menjalani semua kegiatan didalam sekolah namun tanpa menghilangkan rasa
nyaman layaknya dirumah mereka sendiri.
Namun pada
ruang kelas utama (kelas Montessori) ruang yang akan ditampilkan adalah ruangan
yang natural, “apa adanya”, dan nyaman layaknya di rumah (homey tidak
cheerful).
Hal ini
dikarenakan agar anak – anak yang belajar didalamnya dapat memfokuskan pikiran
mereka terhadap alat-alat peraga (alat pembelajaran Montessori) yang
membutuhkan konsentrasi yang cukup untuk mengoperasikannya.
b. Bentuk
dan Garis
Siswa dan
siswi KB dan TK masih belajar mengenal bentuk melalui benda – benda ataupun
elemen interior yang ada disekitarnya serta bentuk – bentuk yang aman digunakan
untuk para siswa dan siswinya. Bentuk – bentuk geometris dipilih agar dapat
membantu menambah wawasan anak terhadap bentuk dan garis, serta garis lengkung
dan garis “S” yang memiliki arti gerakan lincah anak dan dengan penggunaan
garis tersebut, dapat meminimalisir kecelakaan pada anak terhadap furniture
yang digunakannya.
c. Warna
Warna-warna
yang akan digunakan merupakan warna-warna yang akan mengangkat keceriaan dan
semangat para siswa dan siswi itu sendiri. Warna-warna yang dimaksud adalah
warna-warna murni seperti merah yang dapat memberikan motivasi, biru yang dapat
menenangkan dan membuat fokus, kuning yang dapat meningkatkan konsentrasi,
jingga yang dapat memupuk kepercayaan diri serta memberikan semangat, ungu yang
dapat memicu kreativitas dan hijau yang dapat menenangkan sistem syaraf,
warna-warna tersebut akan digunakan sebagai aksen dan dipadu dengan warna
coklat dan turunannya, hal ini dikarenakan terlalu banyak perpaduan warna dan
menggunakan warna-warna tersebut berlebihan makan akan menyilaukan mata dan
dapat membuat pusing apabila berada di dalam ruangan tersebut. Pemberian warna
coklat berfungsi untuk memberikan rasa nyaman pada anak di dalam ruang kelas
dan untuk menetralkan. Untuk kelas utama, kelas Montessori , menggunakan warna
netral yaitu warna coklat dan turunannya (monokromatik coklat). Hal ini
dikarenakan oleh penggunaan alat peraga / alat pembelajaran Montessori yang
membutuhkan konsentrasi yang cukup, sehingga tidak menggunakan warna – warna
yang mencolok dan bentuk yang beraneka ragam yang dapat membuyarkan konsentrasi
anak dalam mengoperasikan alat peraga tersebut.
d. Pencahayaan
Sistem pencahayaan yang dipilih adalah sistem pencahayaan alami
dengan menggunakan bukan berupa jendela yang tidak dilapisi oleh sticker maupun
gorden, serta menggunkan sistem pencahayaan buatan sebagai cahaya bantuan agar
didalam kelas terpenuhi kebutuhan cahayanya dengan menggunakan lampu jenis
fluorescent, dimana lampu jenis ini menghasilkan cahaya yang bersifat keras
yang akan dilunakan dengan cahaya matahari yang dihasilkan dari jendela kelas.
e. Penghawaan
Penghawaan sangat diperlukan pada
gedung KB dan TK, mengingat
dengan penghawaan yang cukup para siswa dan siswi serta para guru dapat melakukan
kegiatan belajar mengajar dengan baik. Sistem penghawaan yang dipilih adalah
sistem penghawaan alami, mengingat penghawaan alami dapat mengurangi pemakaian
daya listrik dan menyelamatkan dunia dari pemanasan global. Penggunaan
penghawaan alami juga dapat memberikan pembelajaran terhadap anak untuk peduli
terhadap lingkungan ataupun alam sedari mereka kecil.
2.
Konsep
Desain Taman Penitipan Anak (TPA)
Tujuan utama dari perancangan Taman Penitipan Anak ini adalah untuk
mengasah daya imajinasi dan kreasi anak, serta disesuaikan dengan aspek-aspek
lain yang mendukung keamanan dan kenyamanan anak. Hasil akhir desain telah
disesuaikan dengan berbagai survei dan penelitian yaitu:[4]
a.
Ruang Khusus 1 (Lobby)
Lobby ini di desain dengan tema “Kids
Garden” dengan penerapan desain yang menyerupai suasana di dalam kebun yang
berupa tanaman, bunga-bunga dan pelangi. Dapat dilihat dari penerapan warna
pelangi di ceiling ruangan dan aksen pepohonan yang diterapkan disetiap kolom
bangunan. Serta material lantai yang menyerupai jejak kaki dengan tujuan
memudahkan anak-anak mengingat arah dan jalur memasuki Taman Penitipan Anak tersebut.
b. Ruang
Khusus 2 (Library)
Tema desain dari kids library yaitu :
“In The Beach” dimana konsep flowing dan dinamis diterapkan seperti penerapan
material vinil berwarna biru. Motid kayu yang memberi suasana pantai, ceiling
yang berbentuk flowing berdasarkan sifat air dan aksen pohon kelapa disetiap
kolom bangunan serta diterapkan perpaduan warna primer yang disesuaikan dengan
psikologis anak dengan tujuan pembelajaran anak.
c.
Ruang Khusus 3 (Playing Room)
Tema desain dari playing room yaitu :
“Kids Jungle” dengan penerapan desain yang menyerupai suasana hutan yang
identik dengan kata liar. Di dalam ruangan ini anak-anak bebas bermain dengan
tujuan melatih motorik anak-anak dan psikologis. Desain playing room ini
menggunakan aksen pattern binatang seperti harimau, zebra, kepik dan jerapah
dengan tujuan pengenalan tentang alam kepada anak secara tidak langsung.
D. Manfaat
Desain Interior (Untuk Anak)
Berikut ini beberapa manfaat
desain interior untuk AUD[5]:
1. Membuat pekerjaan guru menjadi mudah.
2. Hari-hari anak akan menjadi menyenangkan.
3. Anak dapat menyelesaikan tugas secara lebih produktif
dan tertantang.
4. Anak-anak akan terus berkeliling dari satu kegiatan ke
kegiatan lainnya tanpa merasa bosan.
5. Atmosfer kegiatan pembelajaran lebih dapat
terantisipasi, cemerlang, inspiratif, menajubkan, menantang dan mempesona.
6. Dapat merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa
aman dan nyaman.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Konsep
desain interior adalah dasar pemikiran desainer dalam memecahkan permasalahan
atau problem desain. Beberapa prinsip dalam desain interior yaitu membuat anak
merasa aman, membuat anak merasa nyaman, mendorong anak untuk dapat
bereksplorasi, mendukung anak untuk dapat berinteraksi dengan lingkunganya, sesuai
dengan tahapan perkembangan anak, memperhatikan karakteristik anak, kemampuan
anak, latar belakang keluarga, lingkungan bermain dan budaya setempat.
Konsep desain ini dipilih mengingat para siswa dari KB
dan TK merupakan anak usia dini yang masih memiliki sifat manja dan belum
mengerti akan peraturan yang ketat dan ingin bebas. Dengan konsep homey ini,
diharapkan para siswa dan siswi dapat senang dan nyaman datang ke sekolah
(seperti rumahnya sendiri) dan tidak merasa berada didalam suatu
ruangan yang menakutkan, yang akan menyebabkan anak takut akan sekolah. Sedangkan untuk
transparan, pihak sekolah membebaskan para orang tua melihat perkembangan anak
mereka melalui kegiatan yang ada di dalam kelas, serta fasilitas apa saja yang
ada di dalam sekolah tanpa mengganggu kegiatan belajar dan mengajar yang
terjadi di sekolah, yang dapat dilihat dari satu area yaitu aula.
Tujuan utama dari perancangan Taman
Penitipan
Anak ini adalah untuk mengasah daya imajinasi dan kreasi anak, serta
disesuaikan dengan aspek-aspek lain yang mendukung keamanan dan kenyamanan
anak.
Terdapat
beberapa manfaat dari desain interior yaitu membuat pekerjaan guru menjadi mudah; hari-hari anak akan menjadi menyenangkan; anak dapat menyelesaikan tugas secara lebih produktif
dan tertantang; anak-anak akan terus berkeliling dari satu kegiatan ke
kegiatan lainnya tanpa merasa bosan; atmosfer kegiatan pembelajaran lebih dapat
terantisipasi, cemerlang, inspiratif, menajubkan, menantang dan mempesona; dapat merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa
aman dan nyaman.
B.
Saran
Dengan makalah ini diharapkan kepada para pembaca
khususnya pendidik untuk dapat memperhatikan desain interior kelas agar
terciptanya suasana belajar yang kondusif. Lingkungan yang kondusif tersebut
dapat menambah konsentrasi siswa dalam belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Hanna Pratiwi, Yulieny. Perancangan Interior
Kelompok Bermain (KB) dan taman kanak-kanak (TK). Jakarta : 2013.
Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini Dan Pendidikan
Masyarakat Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Tahun 2015.
Ratna Sari, Cici. Keamanan Dan
Keselamatan Anak Diruangan Outdoor Dan Indoor. Padang : 2014.
Sartika, Dewi. Perancangan Interior
Tempat Penitipan Anak dan Kelompok Bermain. Jakarta : 2011.
Solihat
Karso, Olih. Konsep
desain interior I.
Denpasar : 2010.
[2]
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat
Jendral Pendidikan Anak Usia Dini Dan Pendidikan Masyarakat Direktorat
Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Tahun 2015.
[3] Yulieny Hanna Pratiwi, Perancangan Interior Kelompok Bermain (KB) dan taman kanak-kanak (TK), (Jakarta : 2013).
[4] Dewi Sartika, Perancangan
Interior Tempat Penitipan Anak dan Kelompok Bermain, (Jakarta : 2011).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar