Sabtu, 06 Oktober 2018

DESAIN INTERIOR TK


MAKALAH
DESAIN INTERIOR TK
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas “Desain Interior
Dosen Pengampu : Lia Ricka Pratama, M.Pd
Disusun oleh :
Kelompok 2, Kelas A
                        Apriani Nurryana                                1601030032
                        Apriyani Nurjannah                            1601030033
                        Diaz Maulidya                                     1601030058
                        Dina Pratiwi                                        1601030014
                        Siti Nur Azizah                                   1601030024
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Pendidikan Islam Anak Usia Dini ( PIAUD )
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
IAIN METRO
TAHUN AKADEMIK 1438H / 2017-2018M












KATA PENGANTAR
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
“Dengan Menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang”

            Alhamdulillah, puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok “Desain Interior” ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
            Adapun dalam menyelesaikan tugas kelompok ini, kami tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan serta petunjuk dari pihak lain, oleh karena itu dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati kami sampaikan ucapan terimakasih dan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
1.      Ibu Prof. Dr. Enizar, M.Ag, selaku rektor IAIN Metro yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi dan menyelesaikan Makalah Presentasi ini.
2.      Ibu Lia Ricka Pratama, M.Pd.I yang telah membimbing penulis sekaligus Dosen pada Mata Kuliah Desain Interior TK untuk menulis Makalah Presentasi ini.
Semoga Makalah Presentasi  dapat berguna bagi penulis khususnya dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi pembaca.



Metro, 9 September 2017

Penulis



DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I             PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang ............................................................................ 1
B.     Rumusan Masalah ....................................................................... 2
C.     Tujuan........................................................................................... 2

BAB II            PEMBAHASAN
A.   Konsep Desain/ Rancangan.......................................................... 3
B.    Prinsip-prinsip Desain................................................................... 3
C.    Konsep Interior............................................................................ 4
D.   Manfaat Desain Interior Untuk AUD.......................................... 9

BAB III           PENUTUP

A.   Kesimpulan ............................................................................. .... 10
B.   Saran........................................................................................ .... 11

DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN
      A.    Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok yang diperlukan bagi setiap manusia dalam memperoleh ilmu dan wawasan. Pendidikan formal maupun nonformal merupakan sarana untuk membentuk karakter kepribadian anak. Melalui pendidikan, seseorang dapat melakukan proses untuk mengaktualisasi semua potensi yang dibawa sejak lahir. Oleh karena itu, kesadaran masyarakat terlebih para orangtua dalam memberikan perhatian tumbuh kembang anak-anak harus ditingkatkan untuk mendapatkan pendidikan yang terbaik untuk anak-anak. Hal ini dimulai dari jenjang pendidikan yang paling awal yaitu taman kanak-kanak.
Taman Kanak-Kanak merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang berperan sebagai sarana untuk membantu memberi rangsangan dan dukungan dalam masa pertumbuhan serta perkembangan anak usia 3-6 tahun sampai memasuki anak sekolah dasar.
Untuk mendukung proses belajar siswa agar siswa merasa nyaman maka perlu di dukung ruang kelas sebagai bagian dari lingkungan fisik, yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak. Hal yang dimaksud yaitu desain interior TK yang bertujuan memberikan sistem pendidikan yang berkualitas dengan kurikulum yang sesuai, serta dapat menunjang perkembangan anak agar menciptakan calon generasi bangsa yang beriman serta berwawasan global sehingga mampu bersaing. Oleh karena itu diharapkan dapat mendukung dan menunjang program kegiatan belajar sesuai kebutuhan anak agar berkembangan mereka dapat berjalan secara optimal dan mampu mengikuti serta menyerap ilmu yang di ajarkan secara baik dan lancar.


     B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan konsep desain untuk AUD?
2.      Apa saja prinsip-prinsip desain untuk AUD?
3.      Apa yang dimaksud dengan konsep interior?
4.      Apa saja manfaat desain interior untuk AUD?

     C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui maksud dari konsep desain untuk AUD.
2.      Untuk mengetahui prinsip-prinsip desain untuk AUD.
3.      Untuk mengetahui maksud dari konsep interior.
4.      Untuk mengetahui manfaat desain interior untuk AUD.




BAB II
PEMBAHASAN
      A.    Konsep Desain/Rancangan:
Menurut Tatang M Amirin, konsep adalah rancangan, pengertian, pendapat, paham, dan cita-cita yang telah ada dalam pikiran. Secara umum konsep adalah gagasan yang memadukan berbagai unsur kedalam suatu kesatuan. Pengertian konsep menurut Purwadarminta berasal dari bahasa latin yaitu Conseptus yang berarti tangkapan. Secara subyektif pencaharian konsep adalah kegiatan intelek untuk menangkap sesuatu dan secara objektif pencarian konsep adalah sesuatu yang ditangkap oleh kegiatan intelek. Konsep desain interior adalah dasar pemikiran desainer dalam memecahkan permasalahan atau problem desain.[1]

     B.     Prinsip-prinsip Desain
Berikut ini merupakan prinsip-prinsip desain interior, yaitu[2]:
1.      Membuat anak merasa aman
2.      Membuat anak merasa nyaman
3.      Mendorong anak untuk dapat bereksplorasi
4.      Mendukung anak untuk dapat berinteraksi dengan lingkunganya
5.      Sesuai dengan tahapan perkembangan anak
6.      Memperhatikan karakteristik anak, kemampuan anak, latar belakang keluarga, lingkungan bermain dan budaya setempat
7.      Lingkungan main yang ditata dapat membantu anak memperkirakan berbagai kegiatan yang akan dilakukan baik pelaksanaanya (kelompok atau individu) maupun tempat alat main yang dibutuhkan.
8.      Mengembangkan kemandirian.lingkungan yang ditata dengan rapi, semua mainan yang boleh digunakan anak ditata dalam rak yang terjangkau anak, membuat anak dapat secara mandiri mengambil dan menyimpan kembali, tanpa harus minta tolong pendidik. Apabila disatuan PAUD menerima anak berkebutuhan khusus dengan kursi roda maka ramp harus tersedia agar anak bias mengakses lingkungan tanpa harus tergantung pada orang lain.
9.      Mengembangkan kepercayaan diri anak. Lingkungan yang ditata sesuai dengan kondisi anak dapat membangun kepercayaan diri anak, bahwa mereka mampu melakukannya
10.  Mengembangkan keterampilan motorik halus kordinasi tangan-mata, keterampilan social, keaksaraan awal, sains dan teknologi, kemampuan matematika, serta kemampuan berkomunikasi.

      C.    Konsep Interior
1.      Konsep interior Taman Kanak-kanak dan Kelompok Bermain
Konsep desain pada perancangan interior Kelompok Bermain (KB) dan Taman Kanak – Kanak (TK) dengan metode pengajaran Montessori ini adalah homey dan transparan .Konsep desain ini dipilih mengingat para siswa dari KB dan TK merupakan anak usia dini yang masih memiliki sifat manja dan belum mengerti akan peraturan yang ketat dan ingin bebas. Dengan konsep homey ini, diharapkan para siswa dan siswi dapat senang dan nyaman datang ke sekolah (seperti rumahnya sendiri) dan tidak merasa berada didalam  suatu  ruangan yang menakutkan, yang akan menyebabkan  anak takut akan sekolah. Sedangkan untuk transparan, pihak sekolah membebaskan para orang tua melihat perkembangan anak mereka melalui kegiatan yang ada di dalam kelas, serta fasilitas apa saja yang ada di dalam sekolah tanpa mengganggu kegiatan belajar dan mengajar yang terjadi di sekolah, yang dapat dilihat dari satu area yaitu aula. Aula akan menjadi area terbuka untuk umum yang menyerupai lobby , terletak di tengah bangunan yang akan menjadi pusat ( focal point ) dari bangunan KB dan TK tersebut. Namun, apabila terdapat kegiatan sekolah atau event tertentu maka fungsi aula ini menjadi area pertemuan ataupun pertunjukkan untuk tamu undangan.[3]
a.       Citra Ruang
Ruang yang ceria, bebas, serta nyaman seperti di rumah dapat diwujudkan dengan suatu ambiance dari sebuah interior yaitu homey namun cheerful . Cheerful merupakan sesuatu yang menyenangkan, gembira dan fullcolor (khususnya untuk kelas calistung). Penggabungan antara natural dengan cheerful diharapkan dapat membuat siswa dan siswi bersemangat dalam  menjalani semua kegiatan didalam sekolah namun tanpa menghilangkan rasa nyaman layaknya dirumah mereka sendiri.
Namun pada ruang kelas utama (kelas Montessori) ruang yang akan ditampilkan adalah ruangan yang natural, “apa adanya”, dan nyaman layaknya di rumah (homey tidak cheerful).
Hal ini dikarenakan agar anak – anak yang belajar didalamnya dapat memfokuskan pikiran mereka terhadap alat-alat peraga (alat pembelajaran Montessori) yang membutuhkan konsentrasi yang cukup untuk mengoperasikannya.
b.      Bentuk dan Garis
Siswa dan siswi KB dan TK masih belajar mengenal bentuk melalui benda – benda ataupun elemen interior yang ada disekitarnya serta bentuk – bentuk yang aman digunakan untuk para siswa dan siswinya. Bentuk – bentuk geometris dipilih agar dapat membantu menambah wawasan anak terhadap bentuk dan garis, serta garis lengkung dan garis “S” yang memiliki arti gerakan lincah anak dan dengan penggunaan garis tersebut, dapat meminimalisir kecelakaan pada anak terhadap furniture yang digunakannya.
c.       Warna
Warna-warna yang akan digunakan merupakan warna-warna yang akan mengangkat keceriaan dan semangat para siswa dan siswi itu sendiri. Warna-warna yang dimaksud adalah warna-warna murni seperti merah yang dapat memberikan motivasi, biru yang dapat menenangkan dan membuat fokus, kuning yang dapat meningkatkan konsentrasi, jingga yang dapat memupuk kepercayaan diri serta memberikan semangat, ungu yang dapat memicu kreativitas dan hijau yang dapat menenangkan sistem syaraf, warna-warna tersebut akan digunakan sebagai aksen dan dipadu dengan warna coklat dan turunannya, hal ini dikarenakan terlalu banyak perpaduan warna dan menggunakan warna-warna tersebut berlebihan makan akan menyilaukan mata dan dapat membuat pusing apabila berada di dalam ruangan tersebut. Pemberian warna coklat berfungsi untuk memberikan rasa nyaman pada anak di dalam ruang kelas dan untuk menetralkan. Untuk kelas utama, kelas Montessori , menggunakan warna netral yaitu warna coklat dan turunannya (monokromatik coklat). Hal ini dikarenakan oleh penggunaan alat peraga / alat pembelajaran Montessori yang membutuhkan konsentrasi yang cukup, sehingga tidak menggunakan warna – warna yang mencolok dan bentuk yang beraneka ragam yang dapat membuyarkan konsentrasi anak dalam mengoperasikan alat peraga tersebut.
d.      Pencahayaan 
Sistem pencahayaan  yang dipilih adalah sistem pencahayaan alami dengan menggunakan bukan berupa jendela yang tidak dilapisi oleh sticker maupun gorden, serta menggunkan sistem pencahayaan buatan sebagai cahaya bantuan agar didalam kelas terpenuhi kebutuhan cahayanya dengan menggunakan lampu jenis fluorescent, dimana lampu jenis ini menghasilkan cahaya yang bersifat keras yang akan dilunakan dengan cahaya matahari yang dihasilkan dari jendela kelas.
e.       Penghawaan
Penghawaan  sangat diperlukan  pada  gedung  KB dan TK, mengingat dengan penghawaan yang cukup para siswa dan siswi serta para guru dapat melakukan kegiatan belajar mengajar dengan baik. Sistem penghawaan yang dipilih adalah sistem penghawaan alami, mengingat penghawaan alami dapat mengurangi pemakaian daya listrik dan menyelamatkan dunia dari pemanasan global. Penggunaan penghawaan alami juga dapat memberikan pembelajaran terhadap anak untuk peduli terhadap lingkungan ataupun alam sedari mereka kecil.

2.      Konsep Desain Taman Penitipan Anak (TPA)
Tujuan utama dari perancangan Taman Penitipan Anak ini adalah untuk mengasah daya imajinasi dan kreasi anak, serta disesuaikan dengan aspek-aspek lain yang mendukung keamanan dan kenyamanan anak. Hasil akhir desain telah disesuaikan dengan berbagai survei dan penelitian yaitu:[4]
a.       Ruang Khusus 1 (Lobby)
Lobby ini di desain dengan tema “Kids Garden” dengan penerapan desain yang menyerupai suasana di dalam kebun yang berupa tanaman, bunga-bunga dan pelangi. Dapat dilihat dari penerapan warna pelangi di ceiling ruangan dan aksen pepohonan yang diterapkan disetiap kolom bangunan. Serta material lantai yang menyerupai jejak kaki dengan tujuan memudahkan anak-anak mengingat arah dan jalur memasuki Taman Penitipan Anak tersebut.              
b.      Ruang Khusus 2 (Library)
Tema desain dari kids library yaitu : “In The Beach” dimana konsep flowing dan dinamis diterapkan seperti penerapan material vinil berwarna biru. Motid kayu yang memberi suasana pantai, ceiling yang berbentuk flowing berdasarkan sifat air dan aksen pohon kelapa disetiap kolom bangunan serta diterapkan perpaduan warna primer yang disesuaikan dengan psikologis anak dengan tujuan pembelajaran anak.
c.       Ruang Khusus 3 (Playing Room)
Tema desain dari playing room yaitu : “Kids Jungle” dengan penerapan desain yang menyerupai suasana hutan yang identik dengan kata liar. Di dalam ruangan ini anak-anak bebas bermain dengan tujuan melatih motorik anak-anak dan psikologis. Desain playing room ini menggunakan aksen pattern binatang seperti harimau, zebra, kepik dan jerapah dengan tujuan pengenalan tentang alam kepada anak secara tidak langsung.
      D.    Manfaat Desain Interior (Untuk Anak)
Berikut ini beberapa manfaat desain interior untuk AUD[5]:
1.      Membuat pekerjaan guru menjadi mudah.
2.      Hari-hari anak akan menjadi menyenangkan.
3.      Anak dapat menyelesaikan tugas secara lebih produktif dan tertantang.
4.      Anak-anak akan terus berkeliling dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya tanpa merasa bosan.
5.      Atmosfer kegiatan pembelajaran lebih dapat terantisipasi, cemerlang, inspiratif, menajubkan, menantang dan mempesona.
6.      Dapat merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan nyaman.



BAB III
PENUTUP
     A.    Kesimpulan
Konsep desain interior adalah dasar pemikiran desainer dalam memecahkan permasalahan atau problem desain. Beberapa prinsip dalam desain interior yaitu membuat anak merasa aman, membuat anak merasa nyaman, mendorong anak untuk dapat bereksplorasi, mendukung anak untuk dapat berinteraksi dengan lingkunganya, sesuai dengan tahapan perkembangan anak, memperhatikan karakteristik anak, kemampuan anak, latar belakang keluarga, lingkungan bermain dan budaya setempat.
Konsep desain ini dipilih mengingat para siswa dari KB dan TK merupakan anak usia dini yang masih memiliki sifat manja dan belum mengerti akan peraturan yang ketat dan ingin bebas. Dengan konsep homey ini, diharapkan para siswa dan siswi dapat senang dan nyaman datang ke sekolah (seperti rumahnya sendiri) dan tidak merasa berada didalam  suatu  ruangan yang menakutkan, yang akan menyebabkan  anak takut akan sekolah. Sedangkan untuk transparan, pihak sekolah membebaskan para orang tua melihat perkembangan anak mereka melalui kegiatan yang ada di dalam kelas, serta fasilitas apa saja yang ada di dalam sekolah tanpa mengganggu kegiatan belajar dan mengajar yang terjadi di sekolah, yang dapat dilihat dari satu area yaitu aula. Tujuan utama dari perancangan Taman Penitipan Anak ini adalah untuk mengasah daya imajinasi dan kreasi anak, serta disesuaikan dengan aspek-aspek lain yang mendukung keamanan dan kenyamanan anak.
Terdapat beberapa manfaat dari desain interior yaitu membuat pekerjaan guru menjadi mudah; hari-hari anak akan menjadi menyenangkan; anak dapat menyelesaikan tugas secara lebih produktif dan tertantang; anak-anak akan terus berkeliling dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya tanpa merasa bosan; atmosfer kegiatan pembelajaran lebih dapat terantisipasi, cemerlang, inspiratif, menajubkan, menantang dan mempesona; dapat merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan nyaman.

      B.     Saran
Dengan makalah ini diharapkan kepada para pembaca khususnya pendidik untuk dapat memperhatikan desain interior kelas agar terciptanya suasana belajar yang kondusif. Lingkungan yang kondusif tersebut dapat menambah konsentrasi siswa dalam belajar.




DAFTAR PUSTAKA
Hanna Pratiwi, Yulieny. Perancangan Interior Kelompok Bermain (KB) dan taman kanak-kanak (TK). Jakarta : 2013.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini Dan Pendidikan Masyarakat Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Tahun 2015.
Ratna Sari, Cici. Keamanan Dan Keselamatan Anak Diruangan Outdoor Dan Indoor. Padang : 2014.
Sartika, Dewi. Perancangan Interior Tempat Penitipan Anak dan Kelompok Bermain. Jakarta : 2011.
Solihat Karso, Olih. Konsep desain interior I. Denpasar : 2010.


[1] Olih Solihat Karso, Konsep desain interior I, (Denpasar : 2010).
[2] Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini Dan Pendidikan Masyarakat Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Tahun 2015.

[3]  Yulieny Hanna Pratiwi, Perancangan Interior Kelompok Bermain (KB) dan taman kanak-kanak (TK), (Jakarta : 2013).
[4]  Dewi  Sartika, Perancangan Interior Tempat Penitipan Anak dan Kelompok Bermain, (Jakarta : 2011).
[5] Cici Ratna Sari, Keamanan Dan Keselamatan Anak Diruangan Outdoor Dan Indoor, (Padang : 2014).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS (GANGGUAN PENGLIHATAN DAN GANGGUAN PENDENGARAN)

JURNAL ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS (GANGGUAN PENGLIHATAN DAN GANGGUAN PENDENGARAN) Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “ ...